Korban Tewas Banjir Bandang NTT Kini Jadi 177 Orang, 45 Masih Hilang

11 April 2021 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT (11/4/2021).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT (11/4/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur NTT, Joseph Nae Soi, memberikan data terbaru terkait data korban tewas dan hilang akibat banjir bandang dan tanah longsor. Joseph menyebut hingga Minggu (11/4) malam, 177 orang dinyatakan tewas.
ADVERTISEMENT
"Sampai hari ini jumlah korban akibat siklon tropis seroja berjumlah 177 orang," kata Joseph dalam keterangannya.
Joseph menjabarkan, korban tewas tersebar di beberapa lokasi. Yakni 6 orang di Kota Kupang, 72 orang di Flores Timur, 7 orang di Malaka, 47 orang di Lembata, 1 orang di Ende, 3 orang di Sabu Raijua, 28 orang di Alor,12 orang di Kupang dan 1 orang di Sikka.
Sementara jumlah korban hilang kini menjadi 45 orang. Mereka tersebar di lima kabupaten yakni Flores Timur, Lembata, Sabu Raijua, Alor dan Kupang.
"Sehingga jumlah korban meninggal dan hilang menjadi 222 orang," ucap Joseph.
Seorang suster memyaksikan kedatangan Presiden Joko Widodo di lokasi tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (9/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
Banjir bandang menerjang Flores Timur pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA. Selain itu beberapa wilayah lain di NTT juga mengalami hal serupa.
ADVERTISEMENT
Banjir bandang itu terjadi cuaca ekstrem karena bibit siklon tropis 99S yang kemudian berubah menjadi siklon pada Senin (5/4) pukul 01.00 WIB.