Korea Utara Tembakkan Rudal ICBM Jelang Kunjungan Presiden Korsel ke Jepang

16 Maret 2023 14:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) diluncurkan dalam foto tak bertanggal ini yang dirilis pada Minggu (19/11/2022). Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) diluncurkan dalam foto tak bertanggal ini yang dirilis pada Minggu (19/11/2022). Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara diduga kembali menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke wilayah laut antara Semenanjung Korea dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Insiden ini terjadi hanya beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, melawat ke Tokyo untuk menemui Perdana Menteri Fumio Kishida.
Dikutip dari Reuters, laporan adanya uji coba rudal ICBM itu dikonfirmasi oleh militer Korea Selatan, pada Kamis (16/3).
“Rudal yang ditembakkan pada pukul 07.10 pagi dari Pyongyang, terbang sekitar 1.000 km dengan lintasan yang tinggi,” ungkap Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan proyektil jenis ICBM itu tampak terbang lebih tinggi dari 6.000 km selama 70 menit lamanya — laporan yang sedikit berbeda dengan pihak Korea Selatan.
“Proyektil itu kemungkinan besar mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, 200 km sebelah barat Pulau Oshima-Oshima di Hokkaido, Jepang utara,” demikian bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Jepang.
ADVERTISEMENT
Hingga berita ini dirilis, masih belum jelas apa jenis ICBM terbaru yang ditembakkan oleh Pyongyang itu.
Namun, seorang pejabat militer Seoul mengatakan, proyektil tersebut tampak mirip dengan Hwasong-17 — rudal berbahan bakar cair yang pernah diuji coba Korea Utara sebelumnya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan putrinya menghadiri sesi foto dengan para ilmuwan, insinyur, dan pejabat militer dalam uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, dalam foto tak bertanggal yang rilis pada Minggu (27/11/2022). Foto: KCNA/via REUTERS
Lebih lanjut, Hwasong-17 adalah rudal terbesar yang pernah diproduksi Korea Utara dan merupakan senjata bertenaga nuklir kebanggaan negara terisolir itu.
Terkait insiden tersebut, pemerintah Jepang belum memberikan konfirmasi lebih lanjut apabila ada kerusakan yang ditimbulkan.
Namun, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan pihaknya telah mengirimkan nota protes kepada Kedutaan Besar Korea Utara di Beijing.
Hal itu dikarenakan Pyongyang tidak memiliki utusan diplomatik resmi di Jepang. Matsuno pun turut mengecam tindakan Korea Utara yang telah menimbulkan kekhawatiran atas keamanan global.
ADVERTISEMENT
“Peluncuran rudal Korea Utara adalah tindakan sangat kejam yang meningkatkan provokasi kepada seluruh masyarakat internasional,” tegas Matsuno.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un merayakan hari peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada Minggu (19/11/2022). Foto: KCNA via REUTERS
“Kami akan mengkonfirmasi kerja sama yang erat dengan Korea Selatan dan AS menuju denuklirisasi lengkap Korea Utara pada KTT Jepang-Korea Selatan hari ini,” sambung dia.
Matsuno mengacu pada pertemuan tingkat tinggi antara Yoon dan Kishida yang akan berlangsung hari ini. Yoon dijadwalkan berada di Tokyo selama dua hari, hingga Jumat (17/3).
Pertemuan antara pemimpin Korea Selatan-Jepang itu merupakan yang pertama kalinya dalam kurun waktu lebih dari dua dekade.
Kedua pemimpin diperkirakan akan membahas berbagai upaya untuk melawan ancaman keamanan dari dua negara bertenaga nuklir — China dan Korea Utara.
Yoon dan Kishida juga disebut akan membahas berbagai isu terkait perselisihan politik, historis, dan ekonomi yang sempat menjauhkan hubungan Seoul-Tokyo.
ADVERTISEMENT
Yoon sebelumnya telah mengutarakan maksud pemerintah Seoul yang berkuasa untuk memperbaiki hubungan dengan Jepang, agar bisa bersama-sama menyatukan kekuatan menghadapi ancaman global tersebut.
Presiden Yoon Suk-yeol dari Korea Selatan terlihat menjelang jamuan makan siang di KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Selasa (15/11/2022). Foto: Leon Neal/Reuters
Sebagai bagian dari upaya perbaikan hubungan ini, kedua Sekutu AS itu telah sepakat untuk berbagi pelacakan waktu nyata peluncuran rudal Korea Utara, sekaligus berjanji akan memperdalam kerja sama militer.
Di sisi lain, militer Pyongyang telah beberapa kali meluncurkan uji coba rudal pada pekan ini.
Aktivitas berbahaya itu dilakukan di tengah-tengah berlangsungnya latihan militer gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan — yang dinilai sebagai provokasi oleh Korea Utara.
“Provokasi AS dan Korea Selatan telah melanggar batas,” kecam pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, saat berbicara di hadapan pertemuan Partai Komunis pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Ketika Pyongyang memandang latihan militer gabungan AS dan Korea Selatan adalah provokasi, di sisi lain Yoon menilai justru Korea Utara yang telah mengancam perdamaian internasional atas peluncuran serangkaian uji coba rudal tersebut.
“Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan militer negaranya untuk melaksanakan latihan dengan Amerika Serikat sesuai rencana, dan mengatakan bahwa Korea Utara akan membayar provokasi sembrono yang dilakukannya,” bunyi pernyataan kantor kepresidenan Yoon.