Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Korlantas Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Nomor Khusus 'ZZ', Tarif Rp Rp 55-100 Juta
2 Mei 2024 16:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Tetapi orang Indonesia ini inovasinya tinggi, sangat tinggi, jago-jago dia memalsukan. Sipil kemarin sudah banyak kami tangkap ya," kata Dirregident Korlantas Polri, Brigjen Yusri Yunus dalam Rakornis POM TNI-Propam Polri 2024 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (2/5).
Yusri menyebut, ada oknum biro jasa yang menawarkan pelat nomor khusus berkode 'ZZ' dengan tarif hingga ratusan juta rupiah. Pelat palsu itu bahkan digunakan pada kendaraan mewah.
"Ini STNK-nya ada. Ini STNK-nya palsu. Teman-teman tahu berapa dijual STNK sama pelat nomor? Yang paling murah Rp 55 juta paling mahal Rp 100 juta, berlaku satu tahun. Yang pakai mobilnya mobil harganya Rp5 miliar. Land Rover yang baru," ungkap Yusri.
"Setelah saya cek nomor register STNK ini, ini register motor Mio. Mobilnya Land Rover harga Rp 5 miliar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tindak pemalsuan ini bahkan sulit untuk dideteksi jika tanpa melalui proses pencocokan data nomor rangka kendaraan. Namun, Yusri menjelaskan, saat ini sudah ada inovasi baru yang bernama RFID.
Kata Yusri, RFID berupa stiker yang tertempel di pelat nomor khusus. Dari sana, polantas yang sudah dibekali dengan alat pemindai yang bisa mendeteksi keaslian sebuah pelat nomor.
"Di semua negara maju sudah menggunakan ini. Ini namanya RFID. Isinya apa? Data base kendaraan itu. Nah terus tahunya dari mana Pak Yusri? Nah kami punya alat, di lapangan buat patroli. Cukup tembak begini saja nomor itu. Cekrek, tidak ditemukan, oh palsu berarti," terang dia.
Yusri mengaku juga akan memberikan alat pemindai RFID tersebut kepada pihak Puspom TNI agar dapat mendeteksi para pengguna pelat khusus palsu lainnya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian ETLE, law enforcement, yang ada di lapangan semuanya sekarang sudah bisa membaca ini (RFID)," jelas Yusri.