Korsel: Rusia Kirim Rudal ke Korut, Imbalan 10 Ribu Tentara di Ukraina

22 November 2024 18:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vostochny Cosmodrome di wilayah Amur timur jauh, Rusia, Rabu (13/9/2023). Foto: Sputnik/Vladimir Smirnov/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vostochny Cosmodrome di wilayah Amur timur jauh, Rusia, Rabu (13/9/2023). Foto: Sputnik/Vladimir Smirnov/Reuters
ADVERTISEMENT
Korea Selatan meyakini bahwa Rusia telah mengirimkan rudal pertahanan udara dan teknologi militer lainnya ke Korea Utara. Pengiriman itu sebagai imbalan atas pengerahan lebih dari 10 ribu tentara Korut untuk mendukung perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini disampaikan penasihat keamanan utama Presiden Korsel, Shin Won-sik, dalam wawancara televisi, Jumat (22/11).
Shin menyatakan, Kremlin mulai memenuhi kesepakatan dengan rezim Kim Jong-un, termasuk pengiriman peralatan untuk memperkuat sistem pertahanan udara Korea Utara yang rapuh.
“Rudal anti-pesawat telah dikirim ke Pyongyang sebagai bagian dari perjanjian ini,” kata Shin kepada SBS.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri uji peluncuran rudal hipersonik bahan bakar padat jarak menengah hingga jarak jauh yang mungkin baru di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara, 2 April 2024 Foto: Kantor Berita Pusat Korea (KCNA)/Reuters
Meski begitu, ia tak merinci cara intelijen Korsel memastikan pengiriman tersebut. Rusia dan Korea Utara sejauh ini belum memberikan tanggapan atas klaim tersebut.
Selain rudal, Pyongyang disebut juga menerima bantuan ekonomi serta kemungkinan teknologi Rusia untuk memperbaiki program satelit mata-matanya.
Korut sempat mengeklaim telah meluncurkan satelit mata-mata pada November 2023, namun kemampuan satelit itu masih diragukan para ahli.
ADVERTISEMENT
Kolaborasi antara Rusia dan Korea Utara semakin erat sejak kedua pemimpin bertemu di Pyongyang pada Juni 2024.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyambut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin setibanya di bandara Pyongyang, Korea Utara, Selasa (18/6/2024). Foto: KCNA/via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong-un menandatangani perjanjian untuk saling memberikan bantuan militer jika salah satu negara diserang.
Sebagai imbalan tambahan, para ahli meyakini Pyongyang memperoleh teknologi militer Rusia, termasuk untuk satelit pengintaian dan kapal selam. Ada juga kemungkinan jaminan keamanan dari Moskow bagi Korut.

Kekhawatiran Nuklir dan Rudal

Uji coba rudal jelajah yang diluncurkan kapal selam di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, pada Minggu (28/1/2024). Foto: KCNA/via REUTERS
Kerja sama ini memicu kekhawatiran serius dari Korsel dan Amerika Serikat. Mereka mencemaskan potensi transfer teknologi rudal dan nuklir Rusia ke Korut, yang selama ini terus memperluas program senjata nuklirnya meski mendapat sanksi dari PBB.
Namun, Shin menyatakan bahwa hingga kini belum ada bukti transfer teknologi sensitif tersebut.
ADVERTISEMENT
Para ahli juga percaya Kremlin tidak akan memberikan teknologi strategis itu selama pengerahan tentara Korut ke Ukraina masih dalam tahap awal.

Keterlibatan Pasukan Korut

Gedung hunian bertingkat yang mengalami kerusakan imbas serangan drone Ukraina di Ramenskoye, wilayah Moskow, Rusia, Selasa (10/9/2024). Foto: Maxim Shemetov/REUTERS
Sementara itu, pejabat intelijen Korea Selatan mengungkap bahwa pasukan Korea Utara kini ditempatkan di unit-unit militer Rusia, termasuk brigade udara dan marinir. Beberapa pasukan bahkan telah terlibat dalam pertempuran di Ukraina.
Sebaliknya, aliran bantuan militer dari Korut ke Rusia terus berlanjut.
Menurut Badan Intelijen Nasional Korsel, sejak Agustus 2023, negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah mengirim lebih dari 13 ribu kontainer berisi artileri, rudal, dan senjata konvensional ke Rusia.