Korut Naik Pitam Akibat Komentar Hinaan Menlu Baru AS

3 Februari 2025 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menginspeksi markas Korps ke-2 tentara Korea Utara, 17 Oktober 2024. Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menginspeksi markas Korps ke-2 tentara Korea Utara, 17 Oktober 2024. Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Korea Utara mengkritik pernyataan Menlu AS Marco Rubio yang menyebut Korut sebagai negara yang nakal. Korut menyebut pernyataan Rubio dalam wawancara baru-baru ini sebagai omong kosong.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Senin (3/1), juru bicara Kemlu Korut mengatakan negaranya tidak akan mentolerir provokasi apa pun dari AS.
“Korut akan mengambil tindakan balasan yang keras terhadap tindakan apa pun dari AS,” kata pernyataan Kemlu Korut sebagaimana dilaporkan Kantor Berita KCNA.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan segera menghubungi pemimpin Korut Kim Jong-un setelah pernah bertemu saat periode pertama pemerintahannya.
Ucapan Rubio yang membuat Korut meradang disampaikan lewat wawancara radio. Rubio menyebut Korut dan Iran sebagai negara yang nakal yang harus dihadapi ketika membuat keputusan kebijakan luar negeri.
“Pernyataan itu omong kosong dan mencoreng citra negara berdaulat sebagai provokasi politik yang serius,” kata Kemlu Korut.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
Kemlu Korut mengatakan pernyataan Rubio itu bukanlah hal yang baru dan akan mengejutkan jika Rubio menyampaikan sesuatu yang baik terkait Korut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, analis senior dari Korea Institute for National Unification, Hong Min, mengatakan pernyataan balasan Pyongyang itu membawa bobot yang signifikan karena datang dari level tertinggi yaitu Kemlu.
“Pernyataan itu menariknya merupakan sinyal yang beragam,” kata Hong.
“Meski dari luar mengkritik AS, pernyataan itu secara halus mengungkapkan ekspektasi Korut. Pada dasarnya, pernyataan itu memberikan panduan bagaimana Korut berharap pemerintah Trump akan melakukan diplomasi ke depannya,” lanjutnya.
Program senjata nuklir Korut telah menjadi duri dalam daging bagi AS selama bertahun-tahun. Pada Januari lalu, Trump mengatakan akan menghubungi Kim Jong-un dan menyebutnya sebagai pria yang pintar.
Pertemuan terakhir Trump dan Kim digelar di Hanoi pada 2019 lalu. Namun, pertemuan yang membahas soal pelonggaran sanksi dan apa yang Pyongyang ingin berikan sebagai balasannya itu tidak menghasilkan apa pun.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari upaya diplomasi Trump, Korut minggu lalu mengatakan program nuklir akan terus berjalan tanpa batas waktu.