Korut Putus Komunikasi Militer dan Politik dengan Korsel Mulai 9 Juni

9 Juni 2020 7:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kota Pyongyang, Korea Utara. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Pyongyang, Korea Utara. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Hubungan Korea Selatan dengan Korea Utara kembali memanas. Korut memutus komunikasi militer dan politik dengan Korea Selatan mulai Selasa (9/6) waktu setempat. Hal tersebut disampaikan kantor berita resmi Korut, KCNA, seperti dilansir AFP.
ADVERTISEMENT
Pemutusan komunikasi dilakukan setelah Korut mengancam munculnya kampanye anti-Pyongyang yang disebar di wilayah perbatasan Korsel-Korut. Adapun selama beberapa pekan terakhir, aktivis dan pembelot dari Korut menggunakan balon udara untuk menebar selebaran berisi kecaman terhadap pelanggaran HAM dan ambisi nuklir Kim Jong-un.
"Pyongyang akan sepenuhnya memutuskan dan menutup jalur penghubung antara pihak berwenang dari utara dan selatan, yang telah dipertahankan melalui kantor penghubung bersama utara-selatan serta hubungan komunikasi lainnya mulai pukul 12:00 pada tanggal 9 Juni 2020, " tulis KCNA.
KCNA menyatakan pemutusan hubungan itu juga mencakup "jalur komunikasi laut timur dan barat" antarmiliter kedua pihak, "jalur komunikasi persidangan" antar-Korea, dan hotline antara Komite Sentral Partai Buruh Korea dan Kantor Presiden Korsel di Blue House.
Kim Yo-Jong dan Kim Jong-Un Foto: Reuters/Korea Summit Press Pool
Sebelumnya adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo Jong, juga mengancam akan membatalkan perjanjian militer yang ditandatangani dengan Seoul kecuali jika Korsel menghentikan para aktivis mengirim selebaran anti-Pyongyang.
ADVERTISEMENT
KCNA mengatakan pihak berwenang Korsel telah berkomplot dengan "aksi permusuhan terhadap Korut oleh riff-raff,".
"Ini telah mendorong hubungan antar-Korea menjadi bencana," katanya.
"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korea Selatan dan tidak ada masalah untuk berdiskusi dengan mereka, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami," kata KCNA.
Kim Yo Jong dan pejabat tinggi lainnya, Kim Yong Chol, telah "menekankan bahwa pekerjaan menuju selatan harus benar-benar berubah menjadi yang melawan musuh," tambah KCNA
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un. Foto: KCNA/via REUTERS
Mereka memutuskan "untuk membuat pengkhianatan dan riff-raff membayar kejahatan mereka, dan kemudian memulai memberikan instruksi untuk sepenuhnya memotong semua jalur komunikasi dan penghubung".
Diketahui hingga kini Korut dan Korsel secara de jure masih dalam kondisi perang. Sebab meski keduanya telah melakukan gencatan senjata sejak 1953, tetapi tidak ditindaklanjuti dengan perjanjian damai.
Infografis Keluarga Kim Penguasa Korea Utara Foto: Bagus Permadi/kumparan
***
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.