KPU Usul Alat Coblos dan Tinta Sekali Pakai di Pilkada Serentak 2020

28 Mei 2020 13:52 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua KPU, Arief Budiman, pada Refleksi Pemilu 2019 dan Persiapan Pemilu 2020 di Ruang Sidang KPU, Jakarta, Rabu (22/1/2020). 
 Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua KPU, Arief Budiman, pada Refleksi Pemilu 2019 dan Persiapan Pemilu 2020 di Ruang Sidang KPU, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah, DPR dan KPU sepakat pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetap digelar Desember mendatang. Namun, pelaksanaan pilkada di tengah wabah corona itu harus dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
ADVERTISEMENT
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, selain APD, masker dan hand sanitizer, KPU juga akan mengusulkan alat coblos sekali pakai. Tujuannya agar alat coblos tersebut tidak digunakan secara bergantian, sehingga dapat meminimalisir penyebaran COVID-19.
"Pertama adalah alat coblos sekali pakai, jangan sampai pakai paku yang digunakan berkali-kali karena rentan kalau paku digunakan berkali-kali, potensi menimbulkan penyebaran virus," kata Arief dalam diskusi virtual yang disiarkan dalam YouTube channel Rumah Pemilu, Kamis (28/5).
Arief mencontohkan, alat coblos sekali pakai bisa berupa tusuk gigi. Tapi, tentu ukurannya tidak sekecil tusuk gigi. Sebab, lubang yang dihasilkan tusuk gigi ke dalam kertas suara sangat kecil dan dikhawatirkan tidak terlihat.
"Kami sudah bicarakan, dia (alat coblos sekali pakai) harus berukuran sekian, tapi penyediaannya mereka (KPUD) belum tahu. Bisa saja lubangnya sebesar sumpit, tapi dia agak lebih tajam supaya mudah mencoblosnya. Ini nambah biaya juga pastinya," jelas Arief.
Simulasi pencoblosan Pilkada DKI. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kemudian, kata Arief, KPU juga mengusulkan tinta sekali pakai. Bentuknya nanti bisa diteteskan atau disemprotkan seperti hand sanitizer. Dan ini tentu berimplikasi pada penambahan anggaran.
ADVERTISEMENT
"Selama ini kan semua orang memasukkan jarinya ke dalam satu botol tinta, nah kita tidak mungkin lagi seperti itu. Maka usulannya pakai tetes, seperti hand sanitizer yang tetes itu, atau pakai spray, tentu ini biayanya bisa lebih mahal," jelas Arief.
"Tapi ada juga beberapa juga berpikir lain misalnya menggunakan cotton bud lalu dioleskan ke kukunya. Prinsipnya sekali pakai, kita akan gunakan," tutupnya.
=====
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
**
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.