KRI Nanggala Akan Bertahan seperti Titanic? Ini Kata Ahli

4 Juni 2021 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: Instagram/@lantamal-vii
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Selam KRI Nanggala-402. Foto: Instagram/@lantamal-vii
ADVERTISEMENT
TNI AL menghentikan operasi Salvage atau pengangkatan KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Dengan ini, KRI Nanggala selamanya berada di dasar laut. Lalu apakah akan bertahan seperti kapal Titanic yang tenggelam 1912?
ADVERTISEMENT
KRI Nanggala memiliki dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter dengan berat 1,395 ton. Kapal bermesin diesel elektrik yang sanggup menghasilkan kecepatan 21,5 knot.
Kapal di bawah kendali Satuan Kapal Selam Koarmada II ini dipesan pada 1977 dan mulai bertugas pada 1981.
Kondisi KRI Nanggala di bawah laut. Foto: Pangkoarmada II
Kapal buatan Howaldtswerke, Kiel, Jerman ini termasuk jenis kapal selam kelas Cakra. KRI Nanggala termasuk armada pemukul yang dimiliki TNI AL. Dengan spesifikasi itu, KRI Nanggala diperkirakan akan tetep bertahan ratusan tahun.
“KRI Nanggala akan terus ada di dasar laut selama puluhan bahkan ratusan tahun," kata Ahli Kelautan dan Perikanan yang juga Dosen Universitas Warmadewa, Ketut Sudiarta, saat dihubungi, Jumat (4/6).
Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Namun, berbeda dengan kapal Titanic, KRI Nanggala kemungkinan besar akan sulit ditemukan di dasar laut. Terlebih lokasinya yang berada di kedalaman 838 meter dan karakter dasar laut yang berlumpur.
ADVERTISEMENT
“Dalam beberapa tahun ke depan, bangkai kapal tidak akan terlihat lagi karena sudah terkubur oleh pasir dan lumpur karena dasar lautnya lumpur berpasir,” tambah Ketut.
Barang yang ada di kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Ketut paham betul keputusan TNI AL tidak melanjutkan operasi Salvage KRI Nanggala. Ada pertimbangan anggaran yang cukup besar untuk mengangkat kapal selam yang membawa 35 awak itu. Belum lagi kondisinya yang sudah terbelah tiga.
Dia berharap, kejadian serupa tak lagi terjadi. Biarkan KRI Nanggala menjadi monumen bawah laut. On Eternal Patrol.
“Biarkan menjadi monumen bawah laut,” ujar Ketut.