Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kereta Rel Listrik (KRL ) Yogya-Klaten dan Yogya-Solo direncanakan akan segera beroperasi. Rute Yogya-Klaten direncakan beroperasi pada Oktober ini dan rute Yogya-Solo akan beroperasi Desember atau awal 2021.
ADVERTISEMENT
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, menjelaskan KRL ini merupakan proyek dari Ditjen Perkeretaapian Kemenhub .
"Nanti kalau sudah selesai proyeknya, operatornya adalah PT KAI yang dikelola oleh Kereta Commuter Indonesia (KCI). Jadi tadi siang jam 2 siang, itu ada acara serah terima pengelolaan dari PT KAI kepada KCI," kata Eko saat dihubungi kumparan, Kamis (1/10).
Eko membenarkan bahwa rencana operasi KRL pada bulan Oktober dan Desember 2020. Namun, dia belum memastikan kapan tanggal dimulainya operasi.
"Kalau itu program Kemenhub, tetapi kemarin Dirjen (Perkeretaapian) waktu ke sini Oktober sudah uji coba gitu. Tapi tanggalnya kurang pasti kapan. Mudah-mudahan cepat, semakin cepat lebih baik," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kalau Solo mudah-mudahan akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021 itu yang bilang bukan saya, tapi Dirjen Perkeretaapian dulu. Sementara operasionalnya dari Yogya ke Klaten dulu tahap ini Oktober, ini apa yang dikatakan Dirjen bisa terealisasi Oktober uji coba," katanya.
Dengan akan beroperasinya KRL ini, lalu bagaimana nasib Kereta Prambanan Ekspres atau Prameks?
Eko menjelaskan, nasib kereta diesel itu tidak akan hilang sepenuhnya. Artinya, Prameks tidak akan hilang seketika tetapi bertahap seiring dengan berkembangnya KRL.
"Ada cerita yang mengarahkan sementara ini Prameks masih beroperasi. Tapi kalau nanti KRL itu sudah full operasi ya nanti tentunya Prameks dialihkan," katanya.
Lanjut Eko, gerbong-gerbong Prameks ini bisa melayani di arah barat seperti relasi Kutoarjo-Kroya. Atau bisa juga melayani Solo-Madiun.
ADVERTISEMENT
"Misalnya seperti itu. Ini misal. Itu bukan masalah, tapi kalau yang jelas KRL operasi nanti itu melayani stasiun yang selama ini tidak tercover Prameks. Misalnya Klaten, nanti suatu saat kalau KRL jalan, Prameks bisa berhenti. Prameks sementara ini, karena KRL belum operasi penuh, masih ada," ujarnya.
Jika KRL sudah beroperasi penuh, Eko memperkirakan penumpang akan beralih ke KRL. Hal ini lantaran KRL yang selama ini telah beroperasai di Jabodetabek lebih bersih, cepat, dan nyaman.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )