Kronologi Kericuhan Usai Demo di Bawaslu
ADVERTISEMENT
Kerusuhan terjadi di sejumlah titik di Jakarta usai aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu pada Selasa (21/5). Seperti di Pasar Tanah Abang, Jalan Sabang, dan Petamburan.
ADVERTISEMENT
Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 6 orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka. Tak hanya itu, massa perusuh juga merusak fasilitas umum hingga membakar mobil.
Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen Pol M Iqbal, kerusuhan tersebut sudah by design dengan massa bayaran yang mayoritas berasal dari luar DKI Jakarta.
Berikut kronologi kerusuhan seperti yang dijelaskan M Iqbal di Kantor Kemenkopolhukam, Rabu (22/5):
Selasa (21/5)
Pukul 10.00 WIB
Massa unjuk rasa damai mulai memadati depan kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Dalam perjalanannya aksi tersebut berlangsung kondusif, kooperatif, dan damai.
Pukul 17.45 WIB
Saat itu koordinator lapangan dalam aksi tersebut meminta izin kepada Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Harry Kurniawan, agar bisa berbuka bersama hingga salat tarawih berjamaah.
ADVERTISEMENT
"Setelah tarawih kapolres memberikan imbauan kepada beberapa kelompok untuk membubarkan diri. Dari berbagai imbauan alhamdulilah korlap bekerja sama baik kooperatif dan membubarkan diri, kondusif, damai," ujar M Iqbal.
Pukul 23.00 WIB
Setelah massa membubarkan diri, petugas kepolisian masih berjaga di Bawaslu.
Namun pada pukul 23.00 WIB, tiba-tiba ada massa yang tidak tahu dari mana berulah anarkis dan provokatif. Massa tersebut berusaha merusak security barrier yang dipasang di Bawaslu dan memprovokasi petugas.
Petugas kepolisian pun mendorong massa tersebut ke Jalan Sabang dan Jalan Wahid Hasyim.
Tak mengikuti arahan petugas, massa tersebut justru menyerang petugas. Massa menyerang dengan batu, molotov, dan petasan ukuran besar dengan sangat brutal. Meski diserang, polisi tetap mengimbau agar massa membubarkan diri.
ADVERTISEMENT
"Mungkin di beberapa media TV masyarakat sudah bisa melihat gimana kami mengimbau untuk segera pulang, kita sahur dan lain-lain," kata Iqbal.
Akan tetapi imbauan itu tak digubris, massa justru semakin menjadi-jadi.
Rabu (22/5)
Pukul 02.45 WIB
Sewaktu dipukul mundur oleh polisi, massa pecah menjadi dua yakni ke arah Sabang dan ada yang ke gang-gang kecil.
Pukul 03.00 WIB
Massa sudah mulai terurai. Saat itu polisi berhasil mengamankan 58 orang yang diduga provokator.
Akan tetapi pada saat yang bersamaan, ada sekitar 200 orang yang berkumpul di Jalan KS Tubun, Petamburan.
Massa tersebut kemudian bergerak ke Asrama Brimob dan melempari asrama dengan batu, molotov, petasan, dan botol-botol.
Saat itu ada petugas piket asrama yang menjaga berusaha menghalau massa. Namun massa tetap merusak asrama.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, massa di luar asrama juga merusak dan membakar mobil pribadi serta dinas yang ada di sekitar Asrama Brimob.
Tercatat ada 11 mobil yang dirusak dan 14 mobil yang dibakar.
Pukul 05.00 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono menuju ke lokasi kericuhan di Asrama Brimob untuk menenangkan massa. Dari kericuhan di Petamburan polisi berhasil mengamankan 11 orang.
Iqbal menyebut dari hasil pemeriksaan puluhan orang yang ditangkap itu diduga kericuhan itu telah direncanakan.
"Dugaan sementara mayoritas massa tersebut dari luar Jakarta," tutup Iqbal.