Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kronologi Krisis Politik dan Keamanan Venezuela Sepanjang Pekan Ini
25 Januari 2019 10:36 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Krisis politik dan keamanan kembali menghantam Venezuela sepanjang pekan ini. Kekuasaan Presiden Nicolas Maduro berada di ujung tanduk usai sekelompok militer menyatakan perlawanannya.
ADVERTISEMENT
Kekurangan makanan serta obat-obatan memperparah situasi di Venezuela. Bahkan, negara ini juga memiliki rerataan inflasi tertinggi di dunia yang diperkirakan mencapai 10 juta persen di tahun 2019 ini.
Dilansir AFP berikut kronologi krisis keamanan dan politik di Venezuela sejak Senin (21/1):
21 Januari 2019
Sekelompok tentara mengambil alih pos komando militer di sebelah utara ibu kota Caracas. Mereka memposting video di sosial media dan menentang penuh rezim Maduro dan menyerukan rakyat turun ke jalan dan mendukung mereka.
Seruan tersebut mengundang kemarahan militer pendukung Maduro. Mereka mengepung pos komando di utara Caracas yang sempat diduduki dan menangkap 27 tentara.
Walau terjadi penangkapan, seruan itu didengar warga Venezuela. Demo besar terjadi di beberapa kota dan menyulut kericuhan yang menyebabkan sejumlah demonstran terluka.
ADVERTISEMENT
22 Januari 2019
Amerika Serikat melalui Wakil Presiden Mike Pence mendukung demo warga Venezuela serta kelompok oposisi yang berencana menggelar unjuk rasa lebih besar lagi.
Pence menuduh Maduro diktator dan mendukung Majelis Nasional Venezuela di parlemen membuat pemerintahan transisi.
Dukungan Pence direspons keras Maduro. Ia menyatakan ada upaya kudeta yang dilakukan negara fasis di Venezuela.
23 Januari 2019
Unjuk rasa membesar di Venezuela. Jumlah warga yang turun ke jalan mencapai 10 ribu orang, baik di ibu kota Caracas dan beberapa kota lainnya.
Kerusuhan kembali pecah. Mahkamah Agung yang mendukung Maduro bertindak, mereka meminta polisi untuk digelarnya investigasi bagi pihak-pihak yang mencoba melengserkan Maduro.
23 Januari 2019
Parlemen telah menyatakan kepemimpinan Maduro tidak sah karena hasil pemilu banyak sengketa. Namun pernyataan itu sebelumnya telah dianulir oleh Mahkamah Agung yang pro-Maduro.
ADVERTISEMENT
Parlemen yang dikuasai oposisi tetap berpegang pada sikap mereka. Dalam aksi massa, Rabu (23/1), Ketua Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido memproklamirkan diri sebagai Presiden sementara di Caracas.
Presiden Donald Trump mengakui Guaido sebagai presiden interim. Pengakuan yang sama juga dilontarkan Brasil, Kanada, Chile, Kolombia, Peru dan beberapa negara lainnya. Uni Eropa meminta agar pemilu segera dilangsungkan di Venezuela.
Sementara itu, Kuba, Bolivia, Meksiko dan Turki menyatakan dukungan mereka terhadap Maduro.
Maduro mengeluarkan instruksi untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan meminta diplomat AS angkat kaki dari Venezuela dalam waktu 72 jam.
24 Januari 2019
Sekelompok militer Venezuela yang didukung beberapa jenderal berpengaruh kembali menentang Maduro. AS meminta Dewan Keamanan PBB membahas krisis Venezuela pada pertemuan Sabtu mendatang.
ADVERTISEMENT
Pemegang veto di DK posisi terbelah. Rusia menyatakan dukungan atas pemerintahan sah di Venezuela dalam menyelesaikan masalah politiknya di dalam negeri. China menentang adanya intervensi asing di Venezuela.
Kondisi di dalam negeri Venezuela semakin mencekam. Kelompok HAM merilis laporan bahwa ada 26 demonstran yang tewas.