Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kronologi Tahanan Kabur dari Rutan Kelas IIB Pekanbaru
6 Mei 2017 2:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Sekitar 200 narapidana atau tahanan kabur dari Rutan Kelas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau. Sebagian tahanan, yakni sekitar 161 orang sudah berhasil diamankan, sementara puluhan sisanya masih berkeliaran.
ADVERTISEMENT
Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Dusak, Jumat (5/5), membeberkan kronologi kaburnya para penghuni rutan tersebut. Berikut penjelasannya:
11.30 WIB
Terjadi kerusuhan di salah satu kamar Blok C yang memuat 100 orang tahanan laki-laki karena over kapasitas jumlah kamar. Terjadi bentrok fisik.
Kepala jaga sipir atas nama Wira melerai para tahanan yang berkelahi dan melakukan pemukulan terhadap salah satu warga binaan di Blok C. Aksi ini menyulut amarah para tahanan sehingga terjadi perusakan pintu dan gembok di samping sebelah kanan.
12.45 WIB
Para tahanan kabur dari Rutan Kelas IIB Pekanbaru di Jalan Sialang Bungkuk, Kelurahan Sialang Rampai, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau ke pemukiman sekitar. Petugas lantas melakukan pemblokiran pintu depan sehingga konsentrasi sebagian napi yang tertinggal di dalam tertahan dan melakukan pengrusakan terhadap fasilitas rutan.
ADVERTISEMENT
13.30 WIB
Wakapolda Riau Brigjen Pol Ermi Widyanto tiba di Lapas Sialang Bungkuk Kelas IIB dan melakukan pengecekan terhadap penghuni lapas di dalam rutan. Namun tiba-tiba, penghuni rutan kembali bergerak, saling berteriak dan melempari petugas dengan benda-benda di sekitarnya.
Terjadi kerusuhan kembali di dalam rutan. Sejumlah tahanan berusaha kembali kabur melalui sisi selatan gedung. Petugas langsung melihat tahanan yang sedang berusaha memanjat pagar. Ratusan personel langsung menyisir sekitar gedung hingga dua orang tahanan gagal melarikan diri. Sementara hingga sore hari, 70 tahanan kabur berhasil ditangkap.
20.00 WIB
Sekitar 161 tahanan sudah berhasil ditangkap. Mereka tidak ditempatkan di ruangan sebelumnya karena situasi belum kondusif. Gembok rutan masih rusak dan engsel pintu rutan bengkok. Pihak kepolisian sudah memerintahkan perbaikan dengan menggunakan stok gembok dan engsel yang tersedia atau mengambil dari rutan terdekat.
ADVERTISEMENT
Para tahanan juga sudah diberikan jatah makanan. Keamanan di rutan ditingkatkan dengan menerjunkan bantuan dari Polri dan TNI. Sekitar 67 tahanan akhirnya dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekanbaru untuk sementara waktu, hingga kondisi rutan kembali kondusif.
22.00 WIB
Rutan kembali ricuh. Sejumlah tahanan membuat ulah dengan membakar mobil dan melempari batu ke luar tembok rutan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk perlawanan mereka saat melihat petugas keamanan hendak masuk ke dalam rutan. Namun, aksi tersebut dilakukan di tempat terbuka di area Blok B dan Blok C, dan tidak berpengaruh terhadap blok tempat tahanan.
Kobaran api menjadi tontonan ratusan tahanan yang berkumpul di satu titik rutan. Empat petugas keamanan turut berjaga di luar area blok tahanan. Kondisi rutan saat ini sudah berhasil dikendalikan kembali.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sekitar 200 narapidana melarikan diri dengan membobol pintu tahanan Rutan Pekanbaru. Mereka kabur saat hendak izin beribadah salat Jumat. Aksi tersebut sempat meresahkan masyarakat setempat, karena kerap bersembunyi dan berlarian ke rumah warga di sekitaran rutan.
Kekecewaan dan ketidakadilan akibat pungutan liar di Rutan Pekanbaru membuat tahanan di blok B berontak. Diduga, aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes penghuni lapas kepada para petugas. Di antaranya, keluhan tentang kondisi rutan yang melebihi kapasitas--yang seharusnya diisi oleh 369 penghuni, namun dijejal dengan 1.800 penghuni, lalu perlakuan tidak adil dari para sipir, dan aturan yang mempersulit mereka untuk dijenguk keluarga.
ADVERTISEMENT
"Semua alasan ini masih didalami. Ini petugas dari TNI masih berdialog dengan para napi. Listrik dan air juga sudah dinyalakan. Makanan juga dibagikan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo saat dihubungi kumparan (kumparan.com).
Berdasarkan keterangan penghuni rutan, akar permasalahan juga terjadi karena mereka sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas jaga bernama Wira dan Taufik.
Mereka juga merasa sering dimintai pungutan liar untuk membayar listrik dan air. Aktivitas ibadah mereka juga dibatasi. Saat jam besuk, keluarga tahanan juga kerap dimintai pungli. Namun demikian, Dusak belum membenarkan keterangan tersebut. Saat ini, Dusak masih menelusuri penyebab kemarahan napi yang kompak kabur massal tersebut.
ADVERTISEMENT