KSAL: Underwater Sea Glider Alat Riset Bawah Laut, Tak Bisa Deteksi Kapal

4 Januari 2021 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi underwater sea glider. Foto: um.edu.mt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi underwater sea glider. Foto: um.edu.mt
ADVERTISEMENT
Penemuan sebuah benda yang disebut drone bawah laut di perairan Selayar dianggap sebagai alat mata-mata suatu negara untuk mengintai Indonesia.
ADVERTISEMENT
KSAL Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan alat itu bernama Underwater Sea Glider, yakni instrumen riset untuk mengetahui keadaan bawah laut. Namun Yudo memastikan alat ini tidak bisa untuk mendeteksi kapal-kapal Indonesia.
"Alat ini tidak bisa mendeteksi dengan sonar seperti kapal selam atau kapal atas air kita, itu tidak bisa, ini hanya untuk data Batimetri atau kedalaman air laut di bawah permukaan, alat ini tidak bisa mendeteksi keberadaan kapal kita atau kapal yang melintas," kata Yudo kepada wartawan, di Pushidrosal, Ancol, Jakarta Utara, Senin (4/1).
Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) saat di Natuna. Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Meski alat ini memiliki kamera, itu berfungsi untuk mengambil data-data keadaan bawah laut, salinitas air, dan keberadaan ikan, yang nantinya akan dikirimkan ke satelit.
ADVERTISEMENT
Menurut Yudo, alat ini juga bisa berguna untuk misi atau operasi kapal selam. Underwater Sea Glider bisa mendeteksi kepekatan air, sehingga membantu kapal selam bersembunyi dari deteksi sonar kapal di permukaan.
"Kalau militer data bisa digunakan untuk trek kapal selam, kemudian dia bisa melihat kepekatan air laut tersebut bisa berfungsi agar kapal selam tidak terdekteksi sonar," ucap Yudo.
Kapal Selam buatan Indonesia berhasil uji coba penyelaman hingga kedalaman 300 meter. Foto: Dok. PT PAL
Yudo juga menjelaskan, data yang diunggah alat ini ke satelit bisa diakses melalui website yang tersedia. Meski ia tidak mendetailkan, website apa yang memuat data Underwater Sea Glider ini.
"Alat ini bisa digunakan untuk keperluan survei atau data hidro oseanografi, data ini bisa diakses melalui website oleh semua negara. Bisa akses data itu, alat itu bisa industri atau pertahanan tergantung siapa yang pakai," tutup Yudo.
ADVERTISEMENT