KTT ASEAN-Korsel: Jokowi Singgung Rivalitas di Indo-Pasifik

6 September 2023 12:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi berbincang dengan Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi berbincang dengan Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembahasan mengenai keamanan di kawasan Indo-Pasifik menjadi agenda utama dalam pertemuan KTT ke-24 ASEAN-Korea Selatan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu adalah bagian dari serangkaian kegiatan KTT ke-43 ASEAN yang digelar mulai Selasa (5/9) dan dihadiri oleh 22 negara serta 9 organisasi internasional.
Presiden Yoon Suk-yeol mengatakan, Korea Selatan beserta dua negara sekutunya, Amerika Serikat dan Jepang, berkomitmen untuk mendukung kemampuan negara Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik dalam menjaga keamanan kawasan.
"Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang telah berkomitmen untuk mengkoordinasikan strategi Indo-Pasifik kami, dan menjajaki bidang kerja sama baru," kata Yoon dalam pidato pembukaannya di KTT ASEAN-Korea Selatan di Jakarta Convention Center (JCC), pada Rabu (6/9).
Langkah tersebut, menurut Yoon, ditujukan untuk mewujudkan misi dan visi kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan menjadi pusat pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
"Untuk tujuan ini, kami telah memprakarsai dialog trilateral Indo-Pasifik tahunan dan meluncurkan Kerangka Kerja Sama Keamanan Maritim trilateral yang bertujuan untuk mendukung kemampuan keamanan maritim negara-negara Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik," jelasnya.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukanya di KTT ASEAN-Korea Selatan juga menyinggung soal rivalitas yang semakin menajam di kawasan Indo-Pasifik.
Presiden Jokowi berjalan bersama dengan Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: Dok. Agus Suparto
Jika kondisi semacam itu terus dibiarkan, menurut Jokowi, maka dapat menghambat terjalinnya kerja sama yang sehat dan saling menguntungkan di masa depan.
"Kemitraan masa depan hanya bisa dicapai jika stabilitas kawasan dijaga, jika tensi dan rivalitas diturunkan, jika strategic trust dipertebal, jika habit of cooperation ditingkatkan," tegas Jokowi.
Oleh karenanya, kata Jokowi, adalah tanggung jawab bersama bagi seluruh negara di kawasan Indo-Pasifik supaya bergotong-royong mendorong langkah-langkah tersebut terjadi.
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan itu pula, Jokowi pun mengapresiasi dukungan Korea Selatan dalam menjaga keamanan dan stabilitas di Indo-Pasifik — melalui partisipasinya di ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF).
"Ini merupakan tanggung jawab kita semua yang berada di Indo-Pasifik dan saya mengapresiasi dukungan Korea Selatan terhadap ASEAN Indo-Pacific Forum," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, partisipasi Korea Selatan dalam AIPF adalah bentuk nyata menerapkan inklusivitas dalam bekerja sama menjaga stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik.
Adapun ini bukan pertama kali Jokowi menyinggung soal rivalitas di kawasan Indo-Pasifik di hadapan kepala negara ASEAN.
Presiden Republik Korea Selatan Yoon Suk Yeol menyampaikan pandangan saat KTT ke-24 ASEAN-Republic of Korea di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Foto: ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa
Dalam pidato pembukaannya di KTT ASEAN-AIPF yang digelar pada Selasa (5/9), Jokowi memperingatkan kawasan Asia Tenggara tidak kebal dari rivalitas geopolitik.
"Kawasan kita tidak imun dari berbagai tantangan global dan rivalitas geopolitik yang menajam, khususnya potensi politik di Indo Pasifik," jelas Jokowi.
ADVERTISEMENT
Demi menangani situasi ini, kata Jokowi, sangat diperlukan eksistensi dan peran dari AIPF — diharapkan dapat mengubah rivalitas menjadi kerja sama yang bermanfaat dan inklusif.
"Ini mencerminkan komitmen kita to work the talk, membangun Indo-Pasifik yang damai, yang stabil, dan yang makmur. Semoga ikhtiar kita dapat memberikan manfaat yang besar bagi rakyat di kawasan dan dunia," pungkasnya.