Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU ) menggelar acara refleksi penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 dan persiapan Pilkada Serentak 2020 di Gedung KPU, Jakarta Pusat. Dalam acara itu, Ketua KPU Arief Budiman menyoroti besarnya penggunaan kertas dalam Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Dari data yang disajikan Arief, tercatat bahwa KPU menggunakan 978.471.901 lembar kertas untuk kertas suara dalam Pemilu 2019 . Kemudian, untuk sampul sebanyak 58.889.191 lembar kertas, serta formulir sebanyak 130.746.467.309 kertas. Itu belum ditambah dengan bilik suara yang terbuat dari kardus dan kebutuhan lainnya.
"Kebutuhan logistik pemilu, Bapak, Ibu sekalian bisa lihat berapa jumlah surat suara, kotak suara, bilik suara kemudian formulir. Jadi dengan data ini, Bapak, Ibu juga bisa melihat, memperkirakan berapa jumlah keperluan kertas yang harus digunakan untuk memproduksi logistik pemilu," kata Arief di lokasi, Rabu (22/1).
Maka itu, Arief menyarankan penyelenggaraan pemilu ke depan dilakukan dengan menggunakan e-rekap dan salinan digital.
"Salah satu solusinya yang sekarang kita gagas adalah e-rekap dan salinan digital. Salinan hasil pemilu yang diberikan kepada peserta pemilu secara digital," kata Arief.
Arief menilai banyak manfaat dari penerapan dua hal itu. Selain mengurangi jumlah kertas, juga akan memperbaiki sistem pemilu dan mengurangi anggaran.
ADVERTISEMENT
"Itu tidak hanya memperbaiki sistem pemilunya tapi juga akan menghemat produksi logistik pemilu dan tentu saja menghemat anggaran. Dan tentu saja dia akan ramah lingkungan karena energi dari alam yang diserap itu juga akan berkurang," tutur Arief.
Selain komisioner KPU, acara juga dihadiri oleh Ketua DKPP Muhammad dan Komisioner Bawaslu M Afifuddin. Selain itu hadir pula mantan Ketua KPU Ramlan Surbakti dan mantan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay.