Kurikulum Prototipe: Pembelajaran Berbasis Projek, Bukan Khusus Sekolah Elite

27 Januari 2022 20:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemdikbud) telah merancang dan menetapkan kurikulum prototipe sebagai pengganti kurikulum darurat secara berkala.
ADVERTISEMENT
Kepala Balitbang Kemdikbud Anindito Aditomo menyebut, kurikulum tersebut terbukti berhasil meningkatkan minat literasi dan kreativitas anak didik selama pembelajaran di sekolah, baik lewat PJJ atau tatap muka terbatas.
Dalam struktur kurikulum prototipe, sekolah diwajibkan menggunakan 20 sampai 30 persen jam pelajaran siswa untuk melakukan pembelajaran berbasis projek.
"Ini memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman atau disebut experiential learning dan murid akan mempelajari hal esensial dengan struktur belajar yang fleksibel," tuturnya, Kamis (27/1).
Anindito menegaskan, pembelajaran berbasis projek diterapkan tidak selalu mengandalkan fasilitas yang lengkap dari sekolah. Guru harus peka terhadap kondisi sosial sekitar dan melibatkan siswa berkontribusi dalam memecahkan isu-isu sekitar.
"Project based learning ini adalah addressing issue sosial sekitar, problem solving sekitar, jadi kita bilang tidak melulu soal fasilitas tapi kemauan kepala sekolah dan juga guru," imbuhnya.
Kepala Balitbang Kemdikbud Anindito Aditomo. Foto: Dok. Istimewa
Anindito menyebut sekolah yang dipilih menggunakan kurikulum prototipe secara berjenjang tidak hanya sekolah elite atau favorite. Bahkan, menurutnya, penerapan kurikulum berjenjang ini banyak dilakukan sekolah-sekolah yang kurang diminati.
ADVERTISEMENT
"Dulu cari sekolah bagus untuk diberi bantuan lebih. Sekarang kita cari program yang mentransformasi sekolah di semua tingkatan level, makanya program ini mencakup mulai dari sekolah yang terbatas. Fokus kita sengaja ke menengah ke bawah, jadi keliru jika ini program hanya untuk sekolah favorit," terangnya.
Ditjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto juga menegaskan, bahwa project based learning yang menjadi fokus kurikulum baru ini berhasil diterapkan di SMK Pusat Keunggulan (PK) yang letaknya jauh dari pusat kota.
"Yang dipilih bukan sekolah elite favorit, justru sedikit dan itu sengaja by design. Banyak SMK PJ itu di gunung. Dulu siswa kerjanya tawur, setelah gunakan kurikulum ini malah jadi berprestasi," imbuhnya.
Kurikulum terbaru ini dinilai akan lebih mementingkan kebutuhan pelajar terutama di tengah pandemi. Kurikulum tersebut sudah ditetapkan secara berjenjang sejak 2021 dan rencananya diterapkan serentak se-nasional pada 2024.
ADVERTISEMENT