Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Lawan Pasukan Muslim Chechnya, Neo-Nazi Ukraina Lumuri Peluru Pakai Lemak Babi
2 Maret 2022 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebuah video unggahan Garda Nasional Ukraina menunjukkan seorang pria bermasker mencelupkan peluru ke dalam lemak babi, kemudian memasukkannya ke dalam magasin senjata.
ADVERTISEMENT
Video ini diunggah di Twitter oleh akun resmi Garda Nasional pada hari Minggu (27/2).
Keterangan unggahan tersebut menjelaskan aksi tentara Batalion Azov tengah menyiapkan peluru untuk ditembakkan ke ‘iblis-iblis Kadyrov’, dengan melapisinya menggunakan lemak babi.
Dalam ajaran Islam, lemak babi hukumnya haram untuk dikonsumsi. Ramzon Kadyrov merupakan pemimpin pasukan Chechnya, yang sebagian besar merupakan penganut Islam.
“Saudara-saudara Muslim, di negara kami, Anda tidak akan masuk surga,” pria di video tersebut mengancam dengan tenang, sambil terus melumuri peluru.
“Anda tidak akan diizinkan masuk surga. Silakan pulang. Di sini, Anda akan menemui kesulitan. Terima kasih atas perhatiannya, selamat tinggal,” ujar tentara Azov itu.
Dikutip dari VICE pada Rabu (2/3), ancaman ini diyakini ditujukan kepada tentara Muslim Chechnya.
ADVERTISEMENT
Pada hari Sabtu (26/2), pemimpin Chechnya Ramzon Kadyrov mengatakan tentara Chechnya telah dikerahkan untuk bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina.
Dalam beberapa konflik masa lalu yang melibatkan pejuang Muslim, peluru berlumur lemak babi dari musuh kerap diberitakan penggunaannya sebagai wujud Islamofobia.
Azov dan Neo-Nazi
Azov, unit militer infanteri sayap kanan Ukraina, adalah ultranasionalis yang diduga menyembunyikan ideologi supremasi kulit putih dan neo-Nazi .
Tak sedikit pula pengguna media sosial yang mengecam aksi Islamofobia (rasa takut berlebihan terhadap Islam) ini.
Namun, meskipun telah dibatasi oleh Twitter atas "konten berisi kebencian," video tersebut masih dapat diakses di platform tersebut.
ADVERTISEMENT
Facebook, sementara itu, tengah menahan diri untuk tidak menandai konten yang melibatkan Batalion Azov.
Menurut dokumen kebijakan internal, sebagaimana dapat dilihat di The Intercept, Facebook untuk sementara waktu akan “mengizinkan konten pujian terhadap Batalion Azov ketika konten itu secara eksplisit dan eksklusif memuji peran mereka dalam membela Ukraina atau peran mereka sebagai bagian dari Garda Nasional Ukraina.”
Batalion Azov secara resmi diakui sebagai bagian barisan Garda Nasional Ukraina, setelah turut berperang melawan separatis pro-Rusia pada 2014.
Batalion Azov terus dituduh mendukung kepercayaan neo-Nazi dan dilaporkan masih mengenakan lambang Wolfsangel, lambang yang digunakan oleh Nazi, selama Perang Dunia II.
ADVERTISEMENT
Nazi dan Yahudi
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali menggunakan alasan ‘de-militerisasi’ dan ‘ de-nazifikasi’ sebagai justifikasi serangannya di Ukraina.
Kadyrov, sebagai pemimpin Chechnya, pun menggaungkan dalih yang sama. Ia dan pasukannya memandang tentara Ukraina sebagai ‘Nazi’.
Klaim mereka yang melabeli Ukraina sebagai Nazi memicu amarah secara luas. Ini secara tegas dibantah pejabat Ukraina, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky adalah seorang penganut Yahudi, yang kabarnya telah kehilangan anggota keluarganya di tangan kejam Nazi dalam tragedi Holocaust.
Reporter: Airin Sukono
Live Update