Lawatan Paus Fransiskus ke Timor Leste Diselimuti Kasus Pelecehan Uskup Belo

28 Agustus 2024 14:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan reklame penyambutan Paus Fransiskus terlihat di Dili, Timor Leste, pada 13 Agustus 2024. Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Papan reklame penyambutan Paus Fransiskus terlihat di Dili, Timor Leste, pada 13 Agustus 2024. Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo
ADVERTISEMENT
Lawatan pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, ke Timor Leste pada September 2024 mendatang diselimuti isu pelecehan seksual Uskup Carlos Ximenes Belo.
ADVERTISEMENT
Belo merupakan pemenang Nobel Perdamaian dan pahlawan kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia. Pada 2022, Vatikan mengakui Uskup Belo melakukan pelecehan seksual terhadap bocah laki-laki di Timor Leste.
Jelang kedatangan Paus ke eks provinsi RI ke-27 itu, pemerintah setempat serta Vatikan belum mengumumkan rencana Paus bertemu dengan korban pelecehan Belo.
Papan reklame penyambutan Paus Fransiskus terlihat di Dili, Timor Leste, pada 13 Agustus 2024. Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo
Paus Fransiskus dikenal terbuka atas kritik terhadap Gereja Katolik yang di beberapa negara tersandung kasus pelecehan. Paus bahkan meminta pelaku tindakan pelecehan bertanggung jawab.
Seorang jurnalis Belanda yang mengungkap kasus pelecehan Uskup Belo, Tjiyske Lingsma, menekankan penting bagi Paus untuk membahas persoalan itu ketika mengunjungi Timor Leste.
Lingsma berharap kendati tak ada tekanan dari Pemerintah Timor Leste, Paus tetap diharapkan punya sikap perihal kasus Belo atau imam lainnya.
Papan reklame penyambutan Paus Fransiskus terlihat di Dili, Timor Leste, pada 13 Agustus 2024. Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo
Saat ini Gereja Katolik memegang peranan penting di Timor Leste. Sensus terakhir menyatakan, pemeluk Katolik di Timor Leste mencapai 98 persen.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir ini waktunya bagi Paus berbicara beberapa kata kepada korban serta meminta maaf," kata Lingsma seperti dikutip dari Associated Press.
Seorang staf berjalan di luar fasilitas penjara tempat mantan pendeta Amerika Richard Daschbach menjalani hukuman 12 tahun penjara atas tuduhan pelecehan seksual, di Timor Leste, di Dili, Timor Leste, pada 13 Agustus 2024. Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo
Terkait dugaan pelecehan seksual Uskup Belo, Paus Fransiskus hanya pernah berkomentar singkat ketika diwawancarai oleh Associated Press pada 2022 lalu.
"Ketika hal itu terungkap tentang Uskup Timor Leste, saya berkata biarkan saja terbuka. Saya tidak akan menutupinya. Ini adalah keputusan yang dibuat 25 tahun lalu ketika kesadaran seperti ini belum ada," ucap Paus Fransiskus.

Belo Disanksi

Peraih Nobel Perdamaian Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo memercikkan air suci saat upacara pemberkatan patung Raja Kristus raksasa yang menghadap ke Teluk Dili (24/11/1996). Foto: John Macdougall/ AFP
Vatikan ketika kasus menimpa Uskup Belo terungkap menegaskan, pemuka agama Katolik itu sudah disanksi secara rahasia pada 2020 lalu.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menjelaskan, kasus itu sebenarnya sudah disadari negaranya pada 2019. Sanksi yang ambil kepada Belo adalah langkah disiplin, termasuk membatasi gerak serta pelarangan secara sukarela berinteraksi dengan anak.
ADVERTISEMENT
Belo mundur dari kepala Gereja Katolik Timor Timur pada 2002 lalu. Saat itu alasan kesehatan disebut sebagai faktor pengunduran dirinya.
Lukisan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Uskup Carlos Ximenes Belo dipamerkan di Museum Perlawanan Timor di Dili, Timor Leste, pada 13 Agustus 2024. Foto: Achmad Ibrahim/AP Photo
Sesudah dari Timor Leste, Belo sempat ditugaskan ke Mozambik. Di sana dia diberi tugas sebagai misionaris untuk mengajar Katolik. Kini, Belo tinggal di Portugal.
Terkait kunjungan Paus yang diminta untuk mengangkat masalah Uskup Belo, sejumlah warga Timor Leste ternyata punya pandangan berbeda. Mereka memandang kasus yang menimpa Belo sebagai rumor.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Universitas Dili, Martunha Goveia, bahkan berharap Belo bisa hadir saat lawatan Paus.
"Jika tidak di sana, dalam pandangan saya itu tidak baik. Itu berarti mengkonfirmasi dirinya disanksi Vatikan," ucap Goveia.