Liburan Musim Panas Munculkan Kekhawatiran Gelombang Kedua COVID-19 di Eropa

25 Juli 2020 1:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana musim panas di pantai Cannes, Perancis. Foto: Eric Gaillard/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Suasana musim panas di pantai Cannes, Perancis. Foto: Eric Gaillard/Reuters
ADVERTISEMENT
Liburan musim panas di Eropa membuat negara seperti Jerman, Prancis, dan Norwegia memunculkan kekhawatiran baru akan munculnya gelombang kedua COVID-19. Dilansir Reuters, ketiga negara tersebut mulai mengambil langkah untuk memberhentikan warganya yang akan pulang liburan musim panas dari luar negeri untuk mencegah penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Ketiga negara tersebut akan memberlakukan pembatasan baru dengan harapan masyarakat mengurungkan niatnya pergi ke luar negeri untuk berlibur. Di sisi lain, kebijakan ini akan memukul sektor pariwisata Spanyol yang terdampak pandemi virus corona, yang pendapatan negaranya 12 persen berasal dari sektor pariwisata.
Norwegia akan memberlakukan karantina selama 10 hari bagi warganya yang baru tiba dari Spanyol mulai Sabtu (25/7), sementara Prancis meminta warganya untuk tidak berpergian ke wilayah Catalunya, Spanyol.
Pengunjung menikmati pemutaran film 'Le grand bain' pada acara musim panas 'Paris-Plages' di Bassin de la Villette, Paris, Prancis. Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS
Di sisi lain, Jerman menawarkan tes virus corona gratis bagi warganya yang baru kembali berlibur.
Spanyol telah membuka kembali sektor pariwisatanya. Namun, terlihat juga bahwa terjadi peningkatan kasus dalam beberapa pekan terakhir dan otoritas regional di seluruh negeri telah memberlakukan pembatasan baru untuk menekan melonjaknya kasus baru.
ADVERTISEMENT
Di Prancis, pejabat berwenang khususnya khawatir dengan situasi di Catalunya, termasuk Barcelona dan sejumlah lokasi liburan lain yang populer.
"Mengenai situasi di Catalunya yang memperlihatkan indikasi penularan yang memburuk, kami sangat mendorong warga Prancis untuk menghindari berpergian ke sana sampai situasi kesehatan membaik," kata Perdana Menteri Jean Castex kepada wartawan, Jumat (24/7).
Suasana musim panas di pantai Cannes, Perancis. Foto: Eric Gaillard/Reuters
Jerman akan menawarkan tes gratis bagi seluruh wisatawan yang kembali dari negara berisiko tinggi virus corona atau mewajibkan mereka tinggal di rumah selama 2 minggu.
Spanyol bukanlah negara berisiko tinggi, namun pejabat kesehatan Jerman meminta masyarakat yang kembali berlibur untuk menjalani tes dalam 3 hari.
Dalam video yang dirilis selama beberapa pekan menunjukkan perilaku sejumlah warga Jerman di Pulau Mallorca, Spanyol, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa turis berisiko tinggi terinfeksi dan membawa virus ke rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Angka-angka infeksi saat ini menunjukkan bahwa kita masih di tengah pandemi corona," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn dalam pernyataannya. "Dan peningkatan travel juga meningkatkan risiko penularan yang dibawa ke Jerman".
Jerman telah menetapkan 130 negara berisiko tinggi, termasuk Turki, Mesir, dan Amerika Serikat. Masyarakat yang tidak dapat menunjukkan surat keterangan negatif corona diwajibkan untuk menjalani karantina selama 14 hari.
Jerman juga akan menanggung biaya tes pada tingkat pertama dan menginstruksikan bandara untuk menyiapkan fasilitas tes.