Lipsus kumparan di Tahun Ketiga: Berburu Hasto, Kontrak Pilot Lion

16 Januari 2020 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasto Kristiyanto. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hasto Kristiyanto. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Berbagai peristiwa mulai dari politik, kriminal, hingga korupsi menjadi tema utama pemberitaan kumparan. Sebut saja, suap Komisioner KPK Wahyu Setiawan yang diduga menyeret nama Hasto Kristiyanto. Atau polemik kontrak pilot Lion Air.
ADVERTISEMENT
Pemberitaan kumparan dalam sejumlah peristiwa itu tak berhenti di breaking news semata. Kami menghadirkan liputan mendalam dengan kelengkapan data dan analisis yang akurat.
Berikut beberapa liputan mendalam kumparan di tahun ketiga berdiri.

Jalan Buntu KPK Berburu Hasto

Dalam kasus dugaan suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan, KPK menangkap 8 orang yang diduga terlibat. Dua di antaranya merupakan Donny Tri Istiqomah dan Saeful Bahri. Keduanya disebut-sebut sebagai orang dekat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Hasto Kristiyanto. Foto: Indra Fauzi/kumparan
Saeful kemudian ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima uang Rp 400 juta untuk menyuap Wahyu Setiawan. Suap tersebut terkait keinginan PDIP mengganti anggota DPR dari fraksinya, Riezky Aprilia, dengan Harun Masiku. Seserahan uang suap itu diduga dilakukan lewat sopir Hasto pada 16 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Hasto pun diduga terlibat sebagai sumber dana suap tersebut. Sebab menurut Komisioner KPK Lili Pintauli Siregar ada indikasi keterlibatan oknum DPP PDIP sebagai sumber uang suap. Meskipun, ia tak secara rinci menyebut keterlibatan Hasto.
Hasto sempat diburu penyidik KPK. Akan tetapi, ia diduga ‘bersembunyi’ di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian RI untuk menghindari penangkapan. Alhasil, tim penyidik KPK yang memburu Hasto malah diinterogasi polisi dan diminta melakukan tes urine. Cerita selengkapnya, kami paparkan dalam collection berikut ini.

Celaka Dirut Garuda di Upaya Keempat

Pesawat Airbus A330-900 Neo mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Minggu 17 November 2019. Saat diperiksa Bea Cukai, pesawat itu ketahuan membawa barang selundupan. Yakni motor Harley-Davidson yang dipreteli dalam beberapa bagian dan unit sepeda Brompton.
LIPSUS Garuda Indonesia Foto: Indra Fauzi/kumparan
Dalam rapat Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia, Kamis siang (5/12), terungkap pemilik barang selundupan itu. Seorang tamu rapat yang tahu menahu soal itu bilang ia adalah Direktur Utama Garuda, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara.
ADVERTISEMENT
Mantan Dirut Pelindo III itu diduga sudah membeli motor selundupan itu sejak tahun 2018. Sudah tiga kali ia berusaha memasukkan motor itu ke Indonesia lewat penerbangan reguler. Namun celaka datang kepadanya di upaya keempat.
I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara. Foto: AFP/IBNU ANJAR
Rapat Dewan Komisaris itu memutuskan mencopot Ari. Keputusan yang sama diteken Menteri BUMN Erick Thohir sore harinya setelah laporan rapat itu diserahkan. Cerita selengkapnya, dapat Anda simak dalam collection berikut ini.

Kontrak Pilot Lion Air

Sistem kontrak pilot Lion Air dengan jangka waktu hingga 20 tahun menuai kritik. Protes ini tak lepas dari kasus bunuh diri kopilot Wings Air, Nicolaus Anjar Suryo pada 18 November 2019. Almarhum diduga dipecat dan harus membayar denda Rp 7,5 miliar.
ADVERTISEMENT
Pesawat pertama Airbus A330-900 NEO pesanan Lion Air tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Dok. Lion Air
Untuk menelusuri kebenaran kontrak tersebut, kumparan menghubungi salah satu pilot Lion Air, Leon (nama samaran). Ia meneken kontrak berdurasi 18 tahun sebagai pilot. Di dalam kesepakatan tersebut, termuat jumlah denda yang bernilai miliaran rupiah apabila keluar sebelum masa kerja berakhir.
Menurutnya, kontrak tersebut bagaikan buah simalakama. Sebab, kalau tidak tanda tangan, akan di-black list oleh pihak Lion. Sementara itu, jika tanda tangan, ia membayangkan baru bisa keluar dari Lion ketika usianya menginjak 40-an tahun. Selengkapnya kami sajikan dalam collection berikut ini.

Investasi Hartadinata Harianto

Nama Hartadinata Harianto mendadak ramai di media sosial. Itu karena, Imam Masjid New York, Shamsi Ali, mengunggah kejanggalan investasi syariah yang dilakoni pemuda berusia 25 tahun tersebut pada Kamis (12/11).
Suasana peresmian apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Shamsi, Harta membangun kebohongan di Indonesia dengan menjual nama "Syariah dan Amerika Serikat" melalui perusahaan properti Stern Resources (SR) yang berbasis di New York.
ADVERTISEMENT
Terkait pernyataan Shamsi itu, kumparan mencoba menelusuri jejak Stern Resources Group di situs pencarian Google Indonesia. Hasilnya, sulit menemukan website perusahaan tersebut di halaman atas. Hasil pencarian justru dihiasi oleh pemberitaan nasional yang mengulas proyek investasi Hartadinata di Indonesia.
Kala mesin pencarian Google diubah ke mode bahasa Inggris, hasilnya pun serupa. Meski kemudian ada satu link Facebook yang mengarah pada halaman Stern Resources-Business Development. Halaman Facebook itu rupanya merupakan media sosial milik Stern Resources. Ada sejumlah foto Harta yang terpampang di akun media sosial tersebut.
Lalu, bagaimana kelanjutan kisahnya? Semuanya dapat Anda ketahui dalam collection berikut ini.

Tiket Raib AirAsia di Pusaran Kartel

Tiket penerbangan maskapai AirAsia raib dua kali di agen travel online Traveloka. Yakni pada 14-17 Februari 2019 dan tanggal mulai 2 Maret 2019. Ditanya konsumen soal kejadian itu, pihak Traveloka malah merekomendasikan untuk “menggunakan pilihan maskapai lain yang tersedia”.
Ilustrasi Lipsus kumparan: Teka-teki Tiket Raib AirAsia. Foto: Herun Ricky/kumparan
Kejadian ini membuat pihak AirAsia geram. Dalam konferensi pers 4 Maret 2019, CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan mengumumkan pencabutan penjualan tiket maskapainya dari Traveloka.
ADVERTISEMENT
Menurut sumber kumparan, kejadian itu diduga terjadi lantaran ada tekanan ke agen travel online dari dua maskapai besar tanah air, Garuda dan Lion Air, mulai Februari 2019. Agen travel itu dipanggil oleh Rusdi Kirana, Chairman Lion Air, yang juga dalam ruangan sama ada Dirut Garuda Ari Askhara.
com-AirAsia Foto: Shutterstock
Sumber lain menyebut pertemuan antara Rusdi dan Ari diduga membuat kesepakatan soal tarif pesawat. Sehingga, ada dugaan pengaturan harga karena 50 persen pasar (penerbangan domestik) dikuasai Lion dan 46 persen Garuda. Namun, pertemuan semacam itu ditampik oleh pihak Garuda dan tak mendapat tanggapan pihak Lion Air.
Sementara, pengamat dan sumber internal di industri penerbangan menyebut kedua maskapai itu sedang membangun kartel. Cerita selengkapnya, dapat Anda simak dalam collection berikut ini.
ADVERTISEMENT