Longsor Puncak dan Petaka Alih Fungsi Lahan

Titik longsor di Puncak itu ibarat gunung es. Peristiwa yang sekarang seperti sangat besar karena ada korban jiwa dan memutus jalan yang menjadi urat nadi warga setempat, yang susah dicari alternatifnya. Sebenarnya, longsor di Puncak terus terjadi tiap tahun.
- Ernan Rustiadi, Kepala Pusat Pengkajian Perencanaan Pengembangan Wilayah IPB

Yang jadi masalah, banyak pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kelas kemampuannya. Misalnya, yang hanya bisa untuk hutan, dipaksakan jadi perkebunan. Padahal di daerah itu untuk perkebunan saja tidak boleh, apalagi untuk permukiman.
- Ernan Rustiadi
Sekitar 40 persen lahan di Puncak digunakan tak sesuai peruntukannya. Jadi inkonsistensi tata ruang di kawasan Puncak itu tinggi.
- Ernan Rustiadi

Di sana (Desa Tugu Utara dan Tugu Selatan), kita bisa menemukan vila-vila yang menempati area-area yang tak sesuai peruntukannya. Ada (vila yang dibangun) masuk area hutan, ada yang masuk area perkebunan.
- Ernan Rustiadi

Luas deforestasi di DAS Ciliwung Puncak itu 66 kali luas Kebun Raya Bogor.
- Anggi Putra Prayoga, peneliti Forest Watch Indonesia
Di kemudian hari sudah pasti bencana akan terjadi terjadi lagi. Bisa lebih parah. Cuma waktunya kapan, kita belum tahu.
- Rudy Suhendar, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM
Bagaimana bisa Puncak kembali jadi hutan lindung jika Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2016-2036 justru menyulap 200 hektare hutan lindung menjadi hutan konservasi, 300 hektare hutan lindung menjadi hutan produksi, dan 700 hektare hutan lindung menjadi area perkebunan.
- -

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan bersinergi untuk menegakkan ketentuan yang telah direncanakan, sehingga tidak terjadi pelanggaran pemanfaatan ruang.
- Kustanta Budi Prihatno, KLHK
