Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Ma'ruf Amin soal Islam Nusantara Ditolak MUI Sumbar: Semua Ditampung
26 Juli 2018 17:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pokoknya kita MUI tidak boleh mencela salah satu aliran. Itu bagian dari Indonesia," ucap Ma'ruf usai acara ground breaking Menara MUI di Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (26/7).
Ia mengatakan MUI seharusnya menampung seluruh konsep selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sebab MUI merupakan majelis yang bertujuan untuk mempererat umat.
"MUI itu, semua Islam Nusantara, Islam berkemajuan, semua kita tampung. MUI kan sebagai perekat, representasi umat. Islam Nusantara, Islam (lainnya) Itu semua bagian MUI , kecuali menyimpang," ujarnya.
Meski begitu, ia menyampaikan MUI Pusat tak akan mengambil sikap terhadap MUI Sumbar yang menolak kosep yang dicetuskan Nahdlatul Ulama (NU) itu. MUI, kata dia, akan meluruskan pemikiran terkait penolakan konsep Islam Nusantara.
"Enggak usah (ditindak) tegas, dibetulkan saja," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Rapat Koordinasi Daerah MUI Sumbar dan MUI Kabupaten/Kota Se-Sumbar sebelumnya menyimpulkan menolak konsep Islam Nusantara. Rakorda itu diselenggarakan di Padang pada 21 Juli 2018. Hasil rapat dipublikasikan Ketua Umum MUI Sumbar, Buya Gusrizal Gazahar, melalui akun Facebook -nya.
MUI Sumbar menyatakan ada sejumlah pertimbangan untuk menolak Islam Nusantara. Di antaranya konsep Islam Nusantara berpotensi mengundang perdebatan serta kebingungan dalam memahami Islam. Selain itu, Islam Nusantara dianggap berpotensi menyempitnya makna Islam yang universal.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.