Macron: Saya Paham Kemarahan Umat Islam, tapi Kekerasan Tak Bisa Saya Terima

1 November 2020 10:15 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, angkat bicara terkait sejumlah aksi protes yang dilakukan umat Islam di penjuru dunia termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Macron mengatakan dirinya memahami kemarahan umat Islam terkait peristiwa penunjukan kartun Nabi Muhammad SAW yang ditampilkan oleh seorang guru bernama Samuel Paty.
Namun di satu sisi, ia tidak bisa membenarkan tindakan kekerasan yang kemudian dilakukan oleh sekelompok masyarakat.
"Jadi, saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat marah oleh kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini," kata Macron dikutip dari Reuters, Minggu (1/11).
Macron menambahkan, dirinya juga saat ini fokus menenangkan suasana di Prancis. Ia juga akan melindungi seluruh hak kebebasan dan berpendapat warga negaranya.
"Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan, tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini."
Presiden Prancis Emmanuel Macron saat tiba untuk pertemuan tatap muka kedua di Uni Eropa, di Brussels, Belgia, Kamis (1/10). Foto: Francisco Seco/Pool via REUTERS
Pernyataan Macron yang mengaitkan Islam dengan terorisme atas kasus dipenggalnya seorang guru bernama Samuel Paty akibat memperlihatkan kartun Nabi Muhammad kepada muridnya menuai polemik internasional.
ADVERTISEMENT
Selain memicu kecaman dari negara Muslim, Prancis, juga dilanda sejumlah serangan seperti di gereja di Nice. Dalam peristiwa pada Kamis (29/10), tiga orang tewas akibat ditikam pemuda Tunisia bernama Brahim al-Aouissaoui. Bahkan seorang di antaranya dipenggal.
Selain itu, Kedutaan Besar Prancis di Jeddah, Arab Saudi, juga diserang oleh seorang pria. Akibatnya, seorang petugas jaga terluka akibat ditikam.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.