Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Mahathir Minta China Bantu Selesaikan Masalah Fiskal Malaysia
20 Agustus 2018 17:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad meminta tolong China membantu menyelesaikan masalah fiskal di negaranya.
ADVERTISEMENT
Permintaan tersebut disampaikan usai Mahathir bertemu Perdana Menteri China Li Keqiang di Beijing Senin (20/8). Pada kesempatan bertemu Li sebelum meminta bantuan, Mahathir terlebih dulu memuji China.
Pujian dilayangkan karena China menyetujui meningkatkan impor dari Malaysia khususnya produk pertanian seperti durian.

Meski menyambut baik kebijakan China, Mahathir menyebut hal itu saja belum cukup. Ia mengharapkan sesuatu yang lebih dari China.
"Saya percaya China akan melihat dengan simpatik terhadap masalah yang harus kami selesaikan dan mungkin membantu kami menyelesaikan sejumlah masalah fiskal internal kami," ucap Mahathir di Beijing, seperti dikutip dari Reuters, Senin (20/8).
Selain meminta bantuan, kepada Li Mahathir meminta negara-negara yang punya kekuatan ekonomi besar tidak menggunakan kekayaan mereka untuk mengeruk keuntungan negara lain.
ADVERTISEMENT
"Ada versi kolonialisme terbaru yang terjadi yaitu ketika negara-negara miskin tak bisa bersaing dengan negara kaya dalam hal perdagangan bebas, seharusnya yang ada adalah perdagangan adil," papar dia.
Terkait hubungan Malaysia dan China khususnya di bidang perdagangan, Li menegaskan yang harusnya tercipta adalah perdagangan adil dan menguntungkan kedua belah pihak.
Kendati ada permintaan bantuan kepada China, kedatangan Mahathir ke Negeri Tirai Bambu dilakukan di tengah upaya Malaysia merevisi beberapa proyek yang didukung Beijing di negaranya.
Pemerintah Mahathir saat ini telah menangguhkan proyek pembangunan rel yang didukung penuh China.
Mahathir pun sebelum bertolak menuju Beijing menyatakan siap membawa isu-isu kesepakatan antara Malaysia dan China yang tidak menguntungkan atau tak adil untuk dibahas bersama PM Li dan Presiden Xi Jinping.
ADVERTISEMENT