Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama Mohammad Mahfud MD masuk kantong Joko Widodo sebagai salah satu bakal calon wakil presiden yang mendampinginya di Pilpres 2019 nanti.
ADVERTISEMENT
Rekam jejaknya sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan era Gus Dur , Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013, serta Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, menjadi poin plus yang dimiliki pria kelahiran Sampang, Madura, 61 tahun lalu itu.
Selain itu, Mahfud MD juga dikenal dekat dengan Megawati Soekarnoputri , Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga Ketua Umum PDI-Perjuangan. Ketika polemik gaji anggota BPIP menyeruak memicu pro dan kontra, Mahfud selaku anggota dewan pengarah pasang badan dan berkata, “Saya yang hadapi.”
Tak ayal, ia disebut menjadi salah satu calon yang direstui oleh Megawati. “Ibu Ketua Umum sudah mengkaji seluruh nama… Kita ketahui bersama bahwa nama Pak Mahfud MD adalah salah satu nama yang berkembang di publik," ujar Bendahara Fraksi PDIP, Alex Indra Lukman, pada awal bulan Juli.
ADVERTISEMENT
Elektabilitas anggota DPR 2004-2008 dari fraksi PKB ini pun tak kecil-kecil amat. Berdasarkan survei Litbang Kompas, ia punya elektabilitas 3,8 persen. Hanya kalah dari Jusuf Kalla , Prabowo Subianto , Gatot Nurmantyo , dan Susi Pudjiastuti .
Sementara menurut survei Charta Politika, tingkat keterpilihan Mahfud mencapai 4,6 persen--sama dengan TGB Zainul Majdi , lebih tinggi dibanding Cak Imin (2,2 persen) dan Airlangga Hartarto (0,8 persen).
Satu hal yang mengganjal adalah percik-percik protes dari kalangan PKB. “(Mahfud MD) ya enggak mewakili NU. Kalau PKB, partai yang lahir dari NU, jelas aspirasinya lewat PKB,” kata Wasekjen DPP PKB Jazilul Fawaid di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/7).
Namun, kurang dari seminggu kemudian, PKB tampak melunak. Anggota Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhaq, mengatakan “Walaupun belum secara resmi diumumkan kepada sosok Mahfud MD, tentu PKB akan sangat menghormati menghargai pilihan Pak Jokowi.”
Bagaimana Mahfud MD melihat kemungkinan dirinya menjadi pendamping Jokowi? Seperti apa jalinan komunikasi antara dirinya, Jokowi, dan Megawati? Berikut kutipan pernyataan Mahfud MD kepada kumparan, Rabu (18/7).
ADVERTISEMENT
Sejak kapan Anda mengetahui jika nama Anda masuk bursa cawapres Jokowi?
Dulunya tak terpikir oleh saya bahwa saya masuk ke dalam bursa cawapres. Saya baru tahu ketika, pada awal Maret 2018 Harian Kompas merilis hasil surveinya dan menempatkan saya di lima besar (tokoh dengan elektabilitas tertinggi) di bawah Pak Jokowi, JK, Prabowo, dan Gatot Nurmantyo. Nama saya sejajar dengan Sri Mulyani.
Setelah itu rilis dari survei-survei lain, seperti Indikator Politik, SMRC, dan sebagainya. Poin saya selalu tertinggi untuk cawapres, di luar Jusuf Kalla.
Seberapa sering Anda berkomunikasi dengan Jokowi?
Saya sering berkomunikasi dengan Pak Jokowi dalam beberapa irisan keorganisasian. Saya bertemu sebagai ahli hukum, tokoh Ormas Islam (Ketua KAHMI), Kelompok Cipayung (alumni organisasi mahasiswa ekstra universiter), Anggota Punakawan yang dipimpin oleh Jaya Suprana. Dan terutama sebagai Anggota Pengarah BPIP yang bertemu secara rutin dengan Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Tapi dalam pertemuan-pertemuan itu tak sekalipun saya berbicara atau diajak berbicara tentang Pilpres secara langsung.
Saya terakhir kali bertemu Pak Jokowi hari Senin 16 Juli kemarin. Tepatnya pada pembukaan kuliah Akademi Bela Negara Partai Nasdem.
Waktu itu pun saya tidak berbicara soal cawapres, tetapi beliau mengatakan kepada wartawan bahwa saya termasuk salah satu yang dipertimbangkan untuk menjadi cawapresnya.
Katanya, nama saya, TGB Zainul Majdi, serta Pak Airlangga ada di dalam sakunya bersama nama-nama yang lain. Ya itu saja.
Setelah mengatakan bahwa cawapresnya mengerucut ke lima nama, wartawan terus memburu siapa saja nama tersebut.
Usai acara kuliah umum Akademi Bela Negara Partai Nasdem pada Senin (16/7), Jokowi ditanya soal kemungkinan masuknya nama Mahfud MD. Sembari tersenyum, ia pun menjawab, “Sangat bagus, sangat bagus. Iya, sangat bagus.”
ADVERTISEMENT
Tapi, nampaknya PKB keberatan nama Anda sebagai salah satu cawapres Jokowi. Bagaimana tanggapan Anda?
Kalau soal PKB menolak nama saya menjadi cawapres, ya tak apa-apa. Menurut saya itu wajar saja karena PKB punya calon sendiri.
Apa masalahnya bagi saya? Tidak ada, silakan saja. Saya kan tak pernah melamar atau menyatakan ingin menjadi Presiden.
Saya sendiri yakin, Presiden Jokowi punya semua instrumen untuk tahu siapa cawapres yang didukung rakyat, siapa yang punya kelebihan, siapa yang punya masalah.
ADVERTISEMENT
Selain bisa punya akses langsung dengan BIN, KPK, dan PPATK, Presiden Jokowi juga punya bacaan luas tentang survei, baik survei profesional maupun survei yang abal-abal.
Bahkan Presiden juga punya tim survei sendiri yang sangat canggih. Jadi kita serahkan saja hal itu kepada presiden.
Dalam beberapa kali kesempatan, pihak PKB tampak tidak sepakat nama Mahfud masuk ke dalam kantong Jokowi. Misalnya, Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan, Mahfud tidak mewakili NU dan meragukan elektabilitas mantan ketua MK tersebut.
Begitu pula dengan Wasekjen PKB Dita Indah Sari yang mengatakan bahwa Mahfud, “Tak cukup kuat mewakili umat Islam.”
Namun kemudian, PKB tampak mulai melunak. Anggota dewan syuro DPP PKB Maman Immanulhaq mengatakan akan tetap menghormati Jokowi siapa pun cawapres pilihannya.
Bagaimana hubungan Anda dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri?
ADVERTISEMENT
Soal hubungan saya dengan Ibu Megawati, alhamdulillah berjalan baik. Pada hari tertentu kami bertemu secara rutin di BPIP. Bu Mega itu sangat menghargai kami di BPIP.
Orang yang belum kenal dekat dengan Bu Megawati sering mengatakan Bu Mega itu kaku. Padahal Bu Mega itu fleksibel, banyak senyum, dan menghargai lawan bicaranya.
Dan yang mengesankan dari Bu Mega itu adalah ia kokoh dalam pendirian. Jika keputusan sudah diambil dan Bu Mega punya sikap, maka itu dipertahankannya dengan konsisten. Kalau berbicara Pancasila, Bu Mega itu berbinar-binar penuh semangat. Sangat nasionalis.
Menurut Anda, seperti apa kriteria cawapres yang ideal untuk Jokowi?
ADVERTISEMENT
Krireria cawapres yang dibutuhkan oleh Pak Jokowi tentu sudah diidentifikasi oleh beliau sendiri dan itu sudah banyak beredar di masyarakat. Saya tak punya kriteria baru.
------------------------
Simak rangkaian ulasan mendalam Cawapres Pilihan Jokowi di Liputan Khusus kumparan.
Anda juga bisa menilai para tokoh yang layak menjadi capres-cawapres di sini .