Mahfud Minta Pemerintah Malaysia Ikut Aktif Tangani Abu Sayyaf

25 Januari 2020 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Mahfud MD di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta.  Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Mahfud MD di acara diskusi "harapan baru dunia Islam" meneguhkan hubungan Indonesia-Malaysia di Gedung PBNU, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Mahfud MD meminta pemerintah Malaysia ikut aktif membantu Indonesia menangani kelompok teroris Abu Sayyaf di perairan Sabah, Malaysia. Apalagi 5 WNI kembali diculik oleh kelompok tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kemarin pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan pernyataan, mohon peran aktif Malaysia dalam menangani perompakan oleh kelompok Abu Sayyaf," kata Mahfud di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (25/1).
"Banyak orang Indonesia saja yang ditangkap, Malaysia juga perlu ikut menangani karena selalu terjadi di perairan (Sabah) Malaysia," sambungnya.
Mantan Ketua MK itu mengatakan dalam kasus itu, mereka hanya menculik WNI dan memulangkan warga Malaysia. Karena itu, Mahfud menilai adanya penanganan yang kurang baik dan meminta Malaysia ikut bertanggungjawab.
"Kasusnya orang Indonesia ketika ikut mencari ikan bersama orang Malaysia, ikut dirompak. Tapi orang Malaysia dipulangkan sementara orang Indonesia diculik," kata Mahfud.
"Bagi kita enggak baik, sepertinya kurang baik pegangannya. Saya akan bicara dengan pihak Malaysia agar sama-sama bertanggungjawab atas peristiwa yang terjadi," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kata dia, pemerintah telah berhasil menyelamatkan 44 WNI yang ditangkap Kelompok Abu Sayyaf. Namun, penculikan kembali terjadi. Untuk itu, Mahfud menuturkan, Indonesia akan memperkuat hubungan kerja sama dengan Malaysia dan Filipina.
"Sudah 44 orang kita diculik, semuanya berhasil dibebaskan. Tetapi itu kan buang buang biaya, waktu dan sebagainya. Lebih baik kita memperkuat kerjasama Mafindo (Malaysia-Filipina-Indonesia)," ucapnya.
"Sejak zaman Bung Karno untuk mengusir perompak itu agar hubungan kerjasama antara Malaysia, Filipina dan Indonesia semakin kuat. Sekarang yang tertahan ada lima, yang 39 sudah bebas," tandas Mahfud.