Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Makna Kebaya Kartini Selendang Merah yang Dipakai Puan di Upacara HUT ke-77 RI
17 Agustus 2022 12:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ketua DPR RI, Puan Maharani , mengenakan kebaya model Kartini di upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka hari ini, Rabu (17/8). Kebaya karya Perancang Busana Didiet Maulana itu punya makna tersendiri.
ADVERTISEMENT
Puan memilih Kebaya Kartini berwarna abu-abu. Model kebaya berpotongan kerah V tersebut populer karena tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia, RA Kartini, sering memakainya.
“Kebaya ini kemudian beradaptasi pada beberapa daerah di Indonesia dengan panjang yang beraneka rupa,” kata Didiet saat dihubungi.
Didiet juga menjelaskan pemilihan warna abu-abu pada Kebaya Kartini yang dipakai Puan.
“Warna abu-abu muda memberikan nuansa keseimbangan, sebuah warna yang menjembatani hitam dan putih,” jelas fashion designer yang karya-karyanya sudah diakui dunia internasional itu.
Kebaya yang dikenakan Puan juga dilengkapi dengan bawahan kain Batik Tulis Gentongan. Kain batik tersebut dibuat di Tanjung Bumi, sebuah kecamatan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
“Pembuatan kain batik ini diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Setelah dibatik, kain kemudian direndam dalam gentong tanah liat sampai bisa 40 hari lamanya. Proses rendaman di dalam gentong diyakini bisa menambah pesona kain batik,” jelas Didiet.
ADVERTISEMENT
Penampilan Puan juga dilengkapi dengan selendang berwarna merah yang tersemat di pundaknya. Didiet yang banyak mengadopsi estetika dan kekayaan budaya Nusantara dalam karya-karyanya itu menerangkan maknanya.
“Warna merah memberikan aksen tegas,” ungkap Founder Ikat Indonesia tersebut.
Puan Maharani memang memiliki keterikatan erat dengan budaya Jawa. Kakek buyutnya atau ayah dari Presiden Soekarno merupakan bangsawan Jawa yang bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru asal Surabaya, Jawa Timur.
Ketua DPR RI itu diketahui menjadi salah satu tokoh bangsa yang kerap mempromosikan pesona Indonesia lewat ragam busana. Di banyak momen, Puan kerap memakai wastra Indonesia dari berbagai daerah, termasuk di event internasional.