news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Makna Maharlika, Calon Nama Baru Filipina yang Diusung Duterte

13 Februari 2019 11:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera Negara Filipina. Foto: Dok. PixaBay
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Negara Filipina. Foto: Dok. PixaBay
ADVERTISEMENT
Presiden Fiipina Rodrigo Duterte mengeluarkan rencana sensasional. Ia ingin mengubah nama Filipina menjadi Maharlika.
ADVERTISEMENT
Saat menyampaikan pidato di provinsi Maguindanao, Senin (11/2), Duterte beralasan nama Maharlika lebih terdengar Melayu dibanding dengan Filipina yang merupakan nama warisan penjajah Spanyol.
Duterte bukan orang pertama yang mencetus pergantian nama negaranya. Ide tersebut awalnya muncul dari mantan presiden Ferdinand Marcos.
Pada 1986 media ternama Amerika Serikat, New York Times, mengungkap laporan bahwa pada 1945-1948 Marcos yang saat itu masih bertugas di militer menggalang petisi agar nama Maharlika diakui.
Namun, keinginan Marcos itu tak pernah jadi kenyataan. Penjajah AS menolak menjadikan Maharlika sebagai nama resmi negara.
AS menyampaikan berjibun alasan untuk menolak permintaan Marcos. Mereka menilai nama Maharlika menyimpang, berlebihan, ilegal, kontradiktif, dan absurd.
Arti dan Asal Maharlika
Ilustrasi kota Manila, Filipina. Foto: lineofxite via Pixabay
Banyak versi mengenai dari mana datangnya nama Maharlika. Mayoritas sejarawan dan warga Filipina meyakini nama tersebut sudah muncul sejak era pra-kolonialisme.
ADVERTISEMENT
Maharlika sempat dikira adalah nama sebuah kerajaan. Namun, dari beberapa penelitian, tidak ditemukan bukti adanya kerajaan bernama Maharlika pernah eksis.
Terdapat dugaan Maharlika merupakan sebutan bagi pejuang kelas feodal yang ada dalam sejarah warga Tagalog kuno di wilayah Luzon.
Terkait arti nama, Senator Eddie Ilarde menyebut Maharlika adalah 'dibangun dengan mulia' atau bangsawan.
Sunset di Boracay, Filipina Foto: Flickr/John Valentine II
Penjelasan Ilarde dibantah oleh beberapa ahli sejarah Filipina. Mereka meyakini Maharlika bukan berarti dibangun dengan mulia.
Dosen sejarah Universitas De La Salle Filipina, Xiao Chua, menyebut Ilarde salah mengartikan Maharlika.
"Di Blair and Robertson, terjadi salah terjemahan kata Maharlika menjadi bangsawan. Tapi ketika kami membaca arti dari kata bangsawan dalam bahasa Inggris, bangsawan berarti memiliki darah ningrat," kata Chua saat berbincang dengan media Philstar, Rabu (13/2).
Cebu, Filipina. Foto: Wikimedia Commons
Blair and Robertson yang dimaksud Chua adalah rangkaian dokumen sejarah Filipina yang diterjemahkan dari bahasa Spanyol ke bahasa Inggris oleh dua orang sejarawan AS Emma Blair dan James Robertson. Dokumen 55 rangkaian itu diterbitkan pada 1903-1909
ADVERTISEMENT
"Tapi antropolog William Henry Scott dan juga sejarawan mengkoreksi dokumen itu dan ditemukan kesalahan penerjemahan," tutur Chua.
Salah kesalahan penerjemahan terdapat pada kata Maharlika. Kata tersebut lebih tepat diartikan menjadi seseorang bebas dibanding mulia.
Pemandangan kota Filipina. Foto: Dok. PixaBay
Pendapat Chua diperkuat dengan Sejarahwan Komisi Nasional Kebudayaan dan Kesenian Filipina, Rolando Borrinaga. Dia menyebut telah terjadi kesalahan penerjemahan kata Maharlika.
"Maharlika berarti manusia bebas, anggota Maharlika tidak terlibat dalam politik," sebut Borrinaga.
Beberapa dokumen lainnya bahkan menyebut kata Maharlika berasal dari kata bahasa Melayu yang biasa digunakan di beberapa Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia dan sejumlah wilayah lainnya yaitu Mardeheka atau Merdeka.