Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Malaysia Selidiki Lagi Korupsi Kapal Selam yang Libatkan Najib Razak
21 November 2018 13:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Komisi pemberantas korupsi Malaysia, MACC, kembali membuka kasus dugan korupsi pembelian kapal selam dari Prancis 16 tahun lalu. Kasus ini kembali melibatkan Najib Razak yang sebelumnya telah dibanjiri dakwaan korupsi 1MDB.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, MACC pada Rabu (21/11) dilaporkan membuka kembali penyelidikan dugaan adanya uang balas jasa dalam pembelian dua kapal selam kelas-Scorpene oleh produsen kapal perang Prancis, DCNI, pada 2002 kepada perusahaan cangkang milik Najib pada 2002.
Ketika itu, Najib menjabat sebagai menteri pertahanan Malaysia. Pembelian dua kapal selam itu membuat Malaysia merogoh kocek hingga USD 1,2 miliar.
Menurut sumber yang dikutip media Malaysia The Star, Najib dipanggil untuk memberi keterangan terkait kasus ini pada Senin lalu. Beberapa orang juga akan dimintai keterangan, termasuk bekas ajudan Najib, Abdul Razak Baginda.
Kasus ini juga kembali diselidiki di Prancis setelah lembaga HAM Suaram melaporkan adanya uang balas jasa untuk pembelian kapal selam itu kepada Najib sebesar USD 130 juta atau lebih dari Rp 1,8 triliun.
ADVERTISEMENT
DCNI mengubah namanya menjadi DCNS yang sekarang menjadi Naval Group. Perusahaan ini sebagiannya dimiliki oleh Thales sebagai produsen senjata Prancis.
Agustus lalu Prancis telah memeriksa dua bekas pejabat Thales dan DCNS terkait penyelidikan korupsi kapal selam.
Pembelian kapal selam ini juga memunculkan kasus pembunuhan Altantuya Shaariibu, seorang penerjemah asal Mongolia yang terlibat asmara dengan Razak Baginda. Dia ditembak mati dan jasadnya diledakkan hingga berkeping-keping pada 2006.
Altantuya diduga dibunuh karena mengancam akan membocorkan soal korupsi kapal selam. Kasus pembunuhan Altantuya tenggelam pada 2008 setelah pengadilan Malaysia membebaskan Razak Baginda dari tuduhan. Ada dua orang tersangka pembunuh Altantuya, namun hingga saat ini dalang dan motif pembunuhannya masih misterius.
Najib sebelumnya membantah tuduhan adanya korupsi pembelian kapal selam. Penyelidikan sebelumnya yang dilakukan di tengah kepemimpinan Najib sebagai perdana menteri Malaysia menunjukkan tidak adanya bukti keterlibatan politisi 65 tahun itu dalam korupsi ini.
ADVERTISEMENT
Namun sejak Najib kalah dari Mahathir Mohamad dalam pemilu Mei lalu, berbagai kasus korupsi yang melibatkan dirinya ketika memimpin mulai diselidiki satu per satu. Sudah puluhan dakwaan dijatuhkan atas Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, kasus terbesar adalah megakorupsi 1MDB yang melibatkan penggelapan uang negara hingga USD 4,5 miliar.
Mahathir juga berjanji akan membuka kembali penyelidikan kasus kematian Altantuya.