news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Maria Pauline Lumowa dan Penerbangan Langka Garuda Indonesia ke Serbia

9 Juli 2020 12:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Garuda 777-300ER. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda 777-300ER. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Akhir pekan lalu, sebuah pesawat Garuda Indonesia terlihat di angkasa Beograd, ibu kota Serbia, salah satu negara bekas Yugoslavia.
ADVERTISEMENT
Kehadiran pesawat Boeing 777-300ER itu tertangkap kamera hingga proses pendaratan di bandara internasional di Serbia yang berlangsung mulus.
“Garuda Indonesia mengoperasikan layanan charter antara Jakarta dan Beograd pada akhir pekan ini, menandai kedatangan langka dari maskapai Asia Tenggara ke wilayah ini,” ungkap situs berita penerbangan EX-YU yang biasa memberitakan kabar penerbangan dari bekas negara Yugoslavia pada 6 Juli 2020.
Video kedatangan pesawat Garuda -- yang memang tidak memiliki rute ke Serbia ini -- juga di-upload ke YouTube.
EX-YU menulis, meskipun saat ini sedang musim wabah corona, tapi pesawat itu tidak datang dengan tujuan repratiasi/memulangkan warga negara ataupun membawa peralatan medis, seperti yang terlihat selama ini.
“Di dalam pesawat terdapat delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia negara tersebut dalam kunjungan resmi ke Serbia," ujar EX-YU seraya menambahkan pesawat yang dipakai itu terutama digunakan pada layanan komersial Garuda antara Jakarta dan Amsterdam.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly menerima kunjungan Duta Besar Republik Serbia, H.E. Slobodan Marinkovic di Ruang Kerja Menkumham. Foto: Kemenkumham
Penjelasan EX-YU tidak keliru. Pada Sabtu, 4 Juli 2020, Menkum HAM Yasonna H Laoly memimpin delegasi Indonesia berangkat ke Beograd untuk memperkuat kerja sama bilateral dengan Serbia di bidang hukum dan hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Siaran pers KemenkumHAM menyebut, keberangkatan ini merupakan tindak lanjut kunjungan Duta Besar Serbia untuk Indonesia, Slobodan Marinkovic, di Jakarta, pada awal Juli.
Pada pertemuan tersebut, keduanya membahas berbagai potensi kerja sama Indonesia dan Serbia dalam ruang lingkup Kemenkumham, termasuk di bidang Mutual Legal Assitance (MLA/Bantuan Hukum Timbal Balik) dan ekstradisi.

Maria Pauline Lumowa Ditangkap Serbia 2019

Tanpa diketahui publik, tak dinyana, saat itu ternyata Serbia tengah menahan buronan aparat Indonesia, Maria Pauline Lumowa, tersangka pembobol Bank BNI Rp 1,7 triliun yang telah buron selama 17 tahun. Kini Maria Pauline Lumowa berusia 62 tahun.
Maria ditangkap oleh aparat Serbia pada Juli 2019 saat memasuki negara tersebut karena ada red notice dari Interpol. Dan kerja sama MLA dan ekstradisi perlu dilakukan Indonesia agar bisa membawa Maria pulang ke Indonesia untuk diadiali.
ADVERTISEMENT
“Dalam kunjungan ini, saya akan membahas serta menyepakati perjanjian tersebut (MLA dan ekstradisi). Saya berharap bisa membawa pulang kabar baik dari kunjungan ini,” ungkap Yasonna di akun Instagramnya.
Maria Pauline Lumowo (tengah), buronan kasus pembobolan BNI Rp 1,7 T. Foto: Kemenkumham RI
Setiba di Beograd, Yasonna mengadakan serangkaian kegiatan. Misalnya, melakukan pertemuan dengan diaspora Indonesia yang bermukim di Serbia secara virtual.
Dalam acara bertajuk “Meet and Greet Online Menkumham RI”, Yasonna dan diaspora membahas status kewarganegaraan anak hasil perkawinan campur, urusan keperdataan dan lain sebagainya. Saat ini, ada 109 orang masyarakat diaspora Indonesia termasuk staf KBRI di Serbia.

Kejutan di Akhir Kunjungan

Berdasar statemen ini belakangan diketahui bahwa penjemputan Maria Pauline akan menjadi kejutan manis dari kunjungan Yasonna ke Serbia.
Kegiatan Yasonna dilanjutkan pada Senin, 6 Juli. Yasonna bertemu Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic.
ADVERTISEMENT
“Kami bersepakat untuk menjajaki beberapa kerja sama antar dua negara, mulai dari hukum, ekonomi, dan budaya,” kata Yasonna.
Pemulangan Maria Pauline Lumowa ke Indonesia. Foto: Kemenkumham
Pertemuan itu berlanjut dengan pertemuan Yasonna dengan Presiden Serbia Aleksander Vučić. Yasonna menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan dagang bilateral dengan Serbia.
“Presiden Republik Serbia Aleksandar Vučić bertemu hari ini dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Yasonna Laoly, yang menyampaikan kepadanya pesan pribadi Presiden Joko Widodo," tulis Kantor Presiden Serbia yang dimuat di situsnya pada 7 Juli.
"Presiden Widodo juga mengucapkan selamat kepada Presiden Vučić karena memenangkan pemilihan parlemen dan menyampaikan terima kasih atas kontribusinya pada kerja sama bilateral luar biasa antara Serbia dan Indonesia,” sambungnya.
Presiden Vučić juga menyambut baik peningkatan kerja sama Indonesia dan Serbia. “Presiden Vučić mengirim undangan kepada Presiden Widodo untuk mengunjungi Serbia,” begitu bagian akhir pernyataan Kantor Presiden Serbia tersebut.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly bersama Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Foto: Instagram@/yasonna.laoly

Maria Pauline Lumowa Diborgol

Dan kejutan itu datang. Pada Rabu, 8 Juli, saat pulang ke Indonesia, Yasonna juga membawa Maria Pauline Lumowa, tahanan yang bisa diekstradisi menyusul MLA yang telah diteken dengan pemerintah Serbia.
ADVERTISEMENT
"Dengan gembira saya menyampaikan bahwa kami telah secara resmi menyelesaikan proses handing over atau penyerahan buronan atas nama Maria Pauline Lumowa dari pemerintah Serbia," kata Yasonna dalam keterangan tertulisnya.
Maria — eks bos Gramarindo Group yang membobol Bank BNI Kebayoran Baru Rp 1,7 triliun bersama belasan orang lainnya pada tahun 2003 — tampak mengenakan baju tahanan Bareskrim Polri warna oranye dan tangannya diborgol tali plastik warna kuning.
Kemenkumham ekstradisi buronan pelaku pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa dari Serbia. Foto: Kemenkumham
Di dalam pesawat Garuda yang membawanya ke Jakarta, Maria juga sempat diajak berbicara oleh Yasonna yang mengenakan topi koboi.
Pada Kamis, 9 Juli pagi, rombongan Yasonna tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Yasonna kemudian menggelar jumpa pers terkait keberhasilan membawa pulang Maria Pauline. Selanjutnya, Maria Pauline diserahkan kepada aparat untuk diproses hukum.
ADVERTISEMENT
Buronan pelaku pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa digiring saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (9/7). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini:
ADVERTISEMENT