Ma'ruf: Ancaman Keamanan Makin Kompleks, Berkali-kali Data Negara Kita Diretas

11 Juli 2024 12:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai menghadiri Rakornas KPI. Foto: BPMI Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin usai menghadiri Rakornas KPI. Foto: BPMI Setwapres
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, menilai masalah pertahanan dan keamanan negara kini sudah semakin kompleks. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang semakin masif.
ADVERTISEMENT
"Ancaman keamanan dan pertahanan yang dihadapi negara ini semakin kompleks. Kejahatan sekarang sudah menggunakan teknologi informasi yang semakin mudah diakses masyarakat," kata Ma'ruf saat memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (11/7).
Menurutnya, ancaman ini dibuktikan dengan kasus judi online yang semakin menjamur. Juga penipuan perbankan, bahkan hingga perdagangan manusia melalui media sosial.
"Bukan hanya kasus kriminal, bahkan ancaman keamanan pun sudah sampai pada kedaulatan siber kita. Berkali-kali data penting negara kita berhasil diretas," ujar Ma'ruf.
Untuknya, ia meminta kepada jajaran TNI-Polri agar bisa berkolaborasi dalam mencegah hal serupa kembali terulang. Peningkatan kemampuan personel di bidang teknologi perlu ditingkatkan
"Masyarakat saat ini sangat membutuhkan jaminan keamanan dari personel yang 'melek' teknologi dan responsif saat dibutuhkan. Kementerian/lembaga, pegawai pemerintahan, anggota TNI/Polri, hingga perwira-perwira pelajar seperti yang hadir di sini, wajib menjadi figur yang inovatif dan berintegritas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan penjamin keamanan warga Indonesia," papar dia.
Ilustrasi ransomware. Foto: Shutterstock
"Perlu diingat, kurangnya integritas, kedisiplinan, dan ketidakwaspadaan akan memberikan celah bagi pihak-pihak yang ingin mengubah ideologi bangsa Indonesia. Tetaplah waspada akan ancaman terhadap nasionalisme kita dengan terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri melalui penguatan identitas nasional," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu terakhir memang serangan siber marak terjadi di Tanah Air, salah satunya adalah dari peretasan Pusat Data Nasional (PDN).
Data di PDNS dikunci ransomware oleh Brain Cipher. Awalnya kelompok peretas itu meminta uang tebusan, namun akhirnya memberikan kunci untuk membuka data tersebut secara cuma-cuma.
Brain Cipher mengumumkan pemberian kunci tersebut lewat sebuah unggahan di situs yang hanya bisa diakses melalui browser khusus di darknet, Rabu (3/7) malam.