Ma'ruf: Kurikulum Al-Zaytun Sesuai Kemenag, tapi Ada Plus-plus, Itu Berbahaya

9 Agustus 2023 16:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma'ruf Amin di Ponpes Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (9/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma'ruf Amin di Ponpes Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (9/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Wapres Ma'ruf Amin menanggapi kurikulum pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren Al-Zaytun.
ADVERTISEMENT
Ma'ruf mengatakan, secara umum tidak ada masalah dengan kurikulum pembelajaran di sana.
"Di Al Zaytun itu memang kalau yang formal sepertinya tidak ada masalah sebab mungkin itu standar Kementerian Agama saya dengar begitu," kata Ma'ruf Amin disela kunjungan kerjanya di Pondok Pesantren Annuqayah, Sumenep, Jatim, Rabu (9/8).
Suasana di dalam Pondok Al-Zaytun milik Panji Gumilang saat mengadakan acara ulang tahun yang ke-77 di Masjid Rahmatan Lil Alamin pada Minggu (30/7/2023). Foto: kumparan
Meski begitu, Ma'ruf tak menampik ada pendidikan plus yang diberikan Al-Zaytun kepada para santrinya. Ia khawatir dengan pendidikan plus yang diberikan Al-Zaytun.
"Tetapi yang kita khawatirkan itu ada di luar yang formal ini plus-plusnya itu. Nah, oleh karena itu, harus dipastikan bahwa di Al-Zaytun itu yang betul-betul formal sesuai dengan kurikulum yang ada di Kementerian Agama dan tidak ada plus-plusnya," jelas Ma'ruf yang didampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
ADVERTISEMENT
"Sebab itu yang bahaya yang plus-plusnya itu, itu yang tidak ditampilkan tetapi diajarkan dan itu harus diteliti supaya tidak ada lagi," tambah dia.
Wakil Presiden Republik Indonesia, KH. Ma'ruf Amin di Ponpes Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (9/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
Eks Ketua Umum MUI ini lantas memberikan pandangannya soal kurikulum yang ideal di pondok pesantren. Menurutnya, kurikulum yang ideal adalah mengikuti apa yang ditetapkan Kementerian Agama.
"Kurikulum ideal pesantren itu satu ada namanya kurikulum yang sudah dibakukan di Kementerian Agama kemudian ada semacam itu kekhususan di berbagai masing-masing pesantren," ucap Ma'ruf.
"Tapi dalam wilayah yang tidak menyimpang seperti mungkin di (Ponpes) Annuqayah ini ada yang mengadopsi Kementerian Agama tapi ada juga yang spesifik pesantren misalnya dulu punya warisan cara pelajaran ini, ini, ini, ini," jelas Ma'ruf.
"Ketika itu tidak masuk dalam kurikulum tetapi itu bagian daripada semacam tidak menyimpang, nah itu ditolerir aja, jadi seperti itu, ada variasi," tutup dia.
ADVERTISEMENT