Ma'ruf soal Serangan KKB di Papua: Defensif tapi Dinamis, Jangan Ada Korban

11 Maret 2022 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin Pimpin Rapat Percepatan Pembangunan di Papua. Foto: KIP
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin Pimpin Rapat Percepatan Pembangunan di Papua. Foto: KIP
ADVERTISEMENT
Wapres Ma'ruf Amin menyayangkan masih terjadinya kekerasan dan penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Terbaru, ada 8 orang karyawan Palapa Timur Telematika (PTT) yang menjadi korban KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Senin (7/3).
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Ma'ruf memastikan pemerintah tetap akan mengedepankan langkah defensif yang dinamis untuk mengantisipasi berubahnya kondisi keamanan di lapangan. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan rasa aman bagi warga sipil serta meminimalisasi jatuhnya korban.
"Kita yang penting itu kita tetap mengutamakan kesejahteraan, tapi masalah pengamanan kita juga pada tahapan kita itu tetap pada defensif, tapi defensif yang tidak statis, tapi dinamis, karena yang kita harus pentingkan bagaimana tidak ada korban. Ini yang sedang kita rumuskan," kata Ma'ruf di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, dikutip dari rekaman video yang diberikan Sekretariat Wakil Presiden, Jumat (11/3).
Kendati ada korban tewas dalam serangan terbaru, Ma'ruf menegaskan tak akan ada tindakan ofensif yang akan ditunjukkan. Jika langkah itu nekat diambil, ia khawatir justru akan berimplikasi pada keamanan warga sipil.
ADVERTISEMENT
"Tidak ofensif, tapi tidak terjadi korban, ini akan kita lakukan langkah-langkah terhadap perlindungan masyarakat supaya tidak terjadi lagi ini," ucap Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf memastikan pemerintah akan terus mengedepankan dialog terkait situasi Papua dan sekitarnya dengan tokoh adat setempat. Dari situ, ia berharap nantinya akan ada penyelesaian terhadap masalah keamanan di Papua selama ini.
"Ini soal dialog, kita dialog, kok. Sudah dialog dengan local champion, dengan [berbagai] kalangan kita berdialog untuk mencari masalah penyelesaian. Jadi kira-kira begitu," kata Ma'ruf.
"Tapi, kan, kebijakan kita pada masalah kesejahteraan, bagaimana masyarakat Papua sejahtera, dan langkah kedua adalah bagaimana masyarakat aman, tidak terjadi lagi seperti kemarin, nanti ada langkah-langkah berikutnya," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, pada 2 Maret lalu KKB menyerang karyawan PT Palaparin Timur Telematika yang tengah melakukan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Akibatnya, 8 orang karyawan yang tengah bertugas tewas di tempat.
ADVERTISEMENT
Serangan tersebut sebenarnya menimpa 9 orang pekerja, hanya saja seorang di antara mereka berhasil menyelamatkan diri. Tak hanya merenggut nyawa, insiden itu turut menimbulkan kerusakan pada sejumlah bangunan dan infrastruktur fisik di sekitar Site Repeater B3.
Atas serangan tersebut, Kepala Diskominfo Puncak Jawa, Massora, menyampaikan kabar mengenai insiden tersebut saat rapat pada Jumat (4/3). Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, telah meminta para pekerja untuk mengungsi ke Distrik Mulia dan Ilu.
Massora menyatakan pihaknya berupaya memastikan insiden serupa tidak menimpa karyawan lain. Sehingga sekitar 100 pekerja akan segera dievakuasi.