Masjid Jogokariyan: Korupsi Triliunan Bisa, Masa Patungan Kapal Selam Nggak Bisa

27 April 2021 13:55 WIB
Suasana Salat Tarawih di Masjid Jogokariyan Yogyakarta di tengah wabah corona. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Salat Tarawih di Masjid Jogokariyan Yogyakarta di tengah wabah corona. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Peristiwa subsunk atau tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di kedalaman 838 meter perairan utara Bali menyisakan duka yang mendalam bagi segenap rakyat Indonesia. Tak terkecuali yang ada di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Pengurus Masjid Jogokariyan di Kampung Jogokariyan, Jalan Jogokariyan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY, kemudian menginisiasi patungan pembelian kapal selam pengganti KRI Nanggala.
Pengurus masjid bahkan mengedarkan kenclengan dan membuka rekening khusus untuk donasi patungan beli kapal selam itu.
Patungan itu sudah dibuka sejak Minggu (25/4). Pada Minggu ke Senin (26/4) dana terkumpul sebesar Rp 21 juta. Rinciannya Rp 15 juta diberikan untuk keluarga kru KRI Nanggala dan Rp 6 juta untuk dana awal pembelian kapal selam. Semua duit itu diserahkan ke Danlanal Yogyakarta.
Masjid Jogokariyan buka donasi patungan beli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402. Foto: Dok. Istimewa
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir mengatakan optimistis patungan ini bisa mencapai target pembelian kapal selam pengganti Nanggala. Dia mengatakan jika nantinya kapal selam yang hendak dibeli dar Korea Selatan maka harus mengumpulkan duit Rp 4,7 triliun. Namun, jika kapal selam yang hendak dibeli itu dari PT PAL, maka dana yang dibutuhkan Rp 1,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Jazir mengatakan bermula dari niat anak-anak yang penuh imajinasi diharapkan bisa menjadi gerakan rakyat. Indonesia akan bangkit ketika rakyat peduli dengan negaranya.
"Negara (ketika) belum punya apa-apa dia menggerakkan rakyat untuk iuran. Mosok si orang bisa korupsi puluhan triliun di Indonesia, urunan untuk membeli yang hanya Rp 1,7 triliun nggak bisa," ujarnya.
"Coba aja itu dana Asabri dana Jiwasraya itu kan mereka cuma berapa gelintir orang bisa korupsi triliunan. Mosok rakyat yang segini banyak nggak bisa menghimpun dana kebaikan kira-kira begitu," katanya.
Meskipun dihimpun masjid, siapa pun boleh berdonasi baik muslim maupun bukan muslim. Rencananya donasi dibuka 1 bulan dan bisa saja diperpanjang menjadi 2 bulan.