Massa Geruduk DPRD DKI, Minta Anies Tutup Diskotek Terindikasi Narkoba

31 Desember 2019 14:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa DKI Jakarta menggruduk kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (31/12). Foto: Efira Tamara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa DKI Jakarta menggruduk kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (31/12). Foto: Efira Tamara/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa DKI Jakarta menggeruduk kantor DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Mereka berunjuk rasa menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menutup seluruh tempat hiburan malam yang terindikasi menjadi sarang penyebaran narkoba dan praktik prostitusi.
"Kami mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera menutup semua diskotek yang terbukti ada narkoba dan prostitusi di dalamnya. Jangan tebang pilih," ujar seorang orator, Syahroni, di depan Gedung DPRD DKI, Selasa (31/12).
Sambil berorasi menggunakan toa, Syahroni meminta agar Anies menutup sejumlah diskotek, seperti Golden Crown, Olympic, Paragon, Sari Ayu, Fable, dan Pujasera. Dia meminta agar Anies tak hanya pencitraan di depan umat Islam, tetapi juga mengambil langkah yang jelas.
Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa DKI Jakarta menggruduk kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (31/12). Foto: Efira Tamara/kumparan
Dalam tuntutannya, Syahroni juga menyoal penghargaan Adikarya Wisata 2019 untuk diskotek Colosseum, meskipun kini telah dicabut. Ia menuding ada oknum yang sengaja menjadikan tempat hiburan malam sebagai sumber penghasilan.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi, sambil membawa spanduk dan toa, massa yang hanya berjumlah sekitar 10-15 orang ini berunjuk rasa hingga ke halaman DPRD DKI, yang posisinya berada di belakang Gedung Balai Kota.
Sejumlah massa dari Aliansi Mahasiswa DKI Jakarta menggruduk kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (31/12). Foto: Efira Tamara/kumparan
Aksi mereka ini langsung coba ditertibkan oleh aparat keamanan Balai Kota. Pihak keamanan meminta massa untuk berdemonstrasi di luar gerbang, namun permintaan itu ditolak.
Hal ini berujung aksi saling dorong antara petugas keamanan dan massa. Bahkan sempat terjadi adu mulut dari salah satu petugas keamanan dengan orator.