Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Masyarakat dan TNI AL Berjibaku Bongkar Pagar Laut Tangerang: Tarik! Tarik!
18 Januari 2025 9:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta bersama warga sekitar mulai membongkar pagar laut misterius di perairan Tangerang, Banten pada Sabtu (18/1). Mereka berjibaku membongkar pagar-pagar bambu tersebut.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi, rombongan berangkat dari Pos TNI AL Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten sekitar pukul 09.00 WIB.
Sesampainya di pagar yang menghalangi kerja nelayan itu, mereka langsung mencoba untuk mencabutnya. Caranya dengan mengikat sebuah tali di pagar, lalu ujung tali di sisi lainnya diikat di kapal.
Usai terikat kuat, kapal menarik pagar itu dengan harapan bisa rubuh.
Namun, tampaknya sulit membongkar pagar itu. Bambu-bambu tersebut tertanam sangat kuat.
Hingga kini, pukul 09.22 WIB, personel TNI AL dan warga masih terus berupaya mencari cara untuk membongkar pagar-pagar yang meresahkan itu.
Ada warga yang sampai berenang, mencoba membongkar ikatan-ikatan bambu, dan mencabutnya dari dasar lautan.
Keresahan warga sangat terasa dalam proses pembongkaran ini. Antusiasme mereka turut mewarnai.
ADVERTISEMENT
Ibu-ibu dan anak-anak bersorak sorai selama prosesnya. Mereka sangat semangat untuk membersihkan laut sumber nafkahnya.
“Tarik! Tarik!” teriak anak-anak yang berada di atas kapal mengiringi penarikan pagar.
Selain itu, mereka juga meneriakkan kata-kata satir, seperti:
“Mau kaya jual laut!?” teriak anak-anak itu.
Hari ini, rencananya, TNI AL dan warga akan meruntuhkan pagar sepanjang 2 km. Adapun pagar misterius itu terbentang sepanjang 30,16 km.
Menurut Danlantamal III Jakarta, Brigjen Harry Indarto, ada 600 orang yang akan membantu.
“Khususnya untuk hari ini, kurang lebih kami mengerahkan sekitar 600 (orang) lebih nanti mungkin bisa bertambah, karena menunggu masyarakat maupun nelayan yang baru kembali untuk mencari ikan,” ujar Harry.
“Dari 600 orang ini kurang lebih terdiri dari Lantamal sendiri, kemudian ada dari Dislambair, kami perlu mengetahui kedalaman patok-patok yang sudah tertanam dan sudah berapa lama,” sambungnya.
ADVERTISEMENT