Masyarakat Tak Usah Khawatir Peredaran Uang Palsu UIN Makassar, Tetap Waspada

27 Desember 2024 17:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan menunjukkan barang bukti uang palsu saat konferensi pers di Polres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan menunjukkan barang bukti uang palsu saat konferensi pers di Polres Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan telah memeriksa barang bukti 4.800 lembar uang pecahan 100 ribu siap diedar di kasus uang palsu kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar. BI memastikan uang ribuan lembar itu palsu.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti, teridentifikasi bahwa barang bukti itu uang palsu dengan kualitas yang sangat rendah,” kata Kepala BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam keterangannya, Jumat (27/12).
Rizki membeberkan, uang palsu yang dicetak di UIN Alauddin Makassar hanya menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa. Ini tidak menggunakan teknik cetak offset.
“Jadi, barang bukti mesin cetak temuan Polri itu merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong dalam mesin pencetakan uang,” ujarnya.
Polisi telah menyita mesin cetak terbilang raksasa di UIN Alauddin Makassar. Mesin cetak ini disebut-sebut dibeli di Cina seharga Rp 600 juta.

Tidak Ada Unsur Pengaman Uang Rupiah Dipalsukan

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda. Foto: Dok. Istimewa
BI menegaskan, sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar tak berhasil membobol atau memalsukan unsur pengaman uang rupiah.
ADVERTISEMENT
Seperti, benang pengaman, watermark, electrotype, dan gambar UV hanya dicetak biasa menggunakan sablon, serta kertas yang digunakan merupakan kertas biasa.
“Uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu UV memiliki kualitas sangat rendah. Pendaraan yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang rupiah asli,” katanya.
Oleh karena itu, Rizki mengimbau kepada masyarakat agar tidak khawatir untuk tetap dapat bertransaksi secara tunai. Namun, tetap berhati-hati dan mengenali ciri-ciri uang asli dengan cara 3D (dilihat, diraba, diterawang).