Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Megawati: Di Jateng, Betapa Masifnya Penggunaan Pejabat-Mutasi Polisi
27 November 2024 22:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyoroti pelaksanaan Pilkada serentak di berbagai daerah. Salah satu daerah yang disinggung Megawati yakni Jawa Tengah. PDIP mengusung paslon 01, Andika Perkasa-Hendi di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Megawati mengaku mendapat banyak laporan kecurangan di Pilkada Jawa Tengah. Ia mengatakan, ada upaya pengerahan pejabat kepala daerah hingga mutasi Polri demi tujuan politik tertentu.
"Di Jawa Tengah misalnya, saya mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah, hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral," kata Presiden ke-5 Indonesia dalam video yang dirilisnya, Rabu (27/11).
Atas laporan-laporan yang diterimanya itu, Megawati menyinggung aturan yang dikeluarkan Mahkamah Konstitusi (MK) soal hukuman pidana apabila aparat bersikap tidak netral.
"Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan," katanya.
Lebih lanjut, Megawati mengaku mengenal dekat Jawa Tengah, yang selama ini disebut-sebut sebagai daerah yang menjadi basis suaranya PDIP atau dikenal sebagai 'Kandang Banteng'.
ADVERTISEMENT
Dia meyakini partai berlogo banteng bermoncong putih tidak mungkin kalah, bila pilkada berlangsung jujur dan adil di sana.
"Namun dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman. Apa yang terjadi saat ini sudah diluar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani," tutur Megawati.
Dia pun mengarahkan kader hingga simpatisannya untuk jangan takut menyuarakan kebenaran.
"PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan. Ingat, bahwa pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hari nurani harus jelas tergambarkan," tegasnya.
Konstelasi di Jawa Tengah ini sempat menuai perhatian. Selain karena diikuti oleh para Jenderal purnawirawan, namun juga karena sosok Presiden Prabowo Subianto yang sampai harus ikut menyatakan dukungan terang-terangan kepada Luthfi melalui sebuah video.
ADVERTISEMENT
Hasil quick count pun menunjukkan selisih angka yang terpaut jauh antar keduanya. Antara Andika-Hendrar dengan Luthfi-Taj Yasin berkisar selisih 17-19 persen di sejumlah lembaga survei. Berikut rinciannya:
1. Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Data masuk: 95,75%
- Andika-Hendi: 40,61%
- Luthfi-Yasin: 59,39%
2. Charta Politika
Data masuk: 97%
- Andika-Hendi: 41,98%
- Luthfi-Yasin: 58,02%
3. Indikator Politik
Data masuk: 96%
- Andika-Hendi: 41,72%
- Luthfi-Yasin: 58,28%
4. SMRC
Data masuk: 93%
- Andika-Hendi: 40,81%
- Luthfi-Yasin: 59,19%