Melihat Kebijakan Pembuatan SIM di Negara Lain: Tak Ada Tes Psikologi

20 Juni 2018 12:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta ujian praktek pembuatan SIM. (Foto: ANTARA/Indriarto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Peserta ujian praktek pembuatan SIM. (Foto: ANTARA/Indriarto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya berencana akan menambah tes psikologi bagi masyarakat yang ingin membuat maupun memperpanjang SIM. Aturan tersebut akan berlaku pada 25 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, bagaimana sebetulnya prosedur pembuatan SIM di negara lain? Apa ada yang menerapkan tes psikologi?
Berikut merupakan beberapa kebijakan pembuatan SIM di beberapa negara yang kumparan rangkum. Tak ada satu pun yang memberlakukan tes psikologi.
1. Amerika Serikat
Sebagai negara adidaya, Amerika Serikat tak menerapkan tes psikologi pada warga yang ingin mengajukan pembuatan SIM. Dikutip dari situs resmi badan pemerintah yang mengurusi pembuatan SIM, Department of Motor Vehicles, disebutkan bahwa warga AS hanya butuh melewati ujian teori dan praktik.
Kota New York (Foto: Instagram/Paul Seibert @beholdingeye)
zoom-in-whitePerbesar
Kota New York (Foto: Instagram/Paul Seibert @beholdingeye)
Hal itu pun dibenarkan oleh seorang warga Kota Ashland, Wisconsin, AS, Bradley Schaeffer. Menurutnya tata cara pembuatan SIM di AS memang secara teknis agak berbeda di setiap negara bagian. Namun secara umum, tak ada aturan mengenai tes psikologi.
ADVERTISEMENT
“Saat membuat SIM, saya tidak pernah mengikuti tes psikologi semacam itu,” ujar Schaeffer kepada kumparan, Selasa (20/6).
Bradley Schaeffer, Warga AS. (Foto: Facebook/Bradley Schaeffer)
zoom-in-whitePerbesar
Bradley Schaeffer, Warga AS. (Foto: Facebook/Bradley Schaeffer)
“Kamu hanya perlu mengikuti ujian tertulis, setelah itu petugas akan membawamu untuk tes praktik mengemudi. Selama ujian praktik petugas akan berada di belakangmu. Jika kamu berhasil, kamu akan mendapatkan SIM,” imbuhnya.
2. Swiss
Negeri yang dikenal dengan pemandangan pegunungan Alpen yang sejuk itu tak menerapkan tes psikologi dalam pembuatan SIM. Meski demikian, sebuah pembuktian berupa hasil tes psikologi akan dibutuhkan jika pemohon gagal dalam ujian yang ditempuh saat membuat SIM tersebut.
Berdasarkan buku panduan kerangka hukum penilaian kebugaran berkendara di beberapa negara Eropa, aturan tersebut berlaku untuk semua permohonan jenis SIM. Menariknya, otoritas setempat juga berhak meminta pemohon untuk menjalani tes psikologi jika kepribadian pemohon dianggap meragukan.
Pegunungan Swiss. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pegunungan Swiss. (Foto: Pixabay)
Hal tersebut pun dibenarkan seorang warga Swiss Kim-Divina Eggimann. Dia menuturkan, warga Swiss biasanya hanya diminta untuk menyelesaikan ujian teori berkendara dan disusul dengan ujian praktik.
ADVERTISEMENT
Di Swiss, kata dia, juga tidak wajib mengambil kursus mengemudi. Sebab, orang-orang di sana pun biasanya latihan langsung dengan orang-orang yang sudah memiliki SIM selama 3 tahun. Ujian psikologis pun, kata dia, bukan prosedur yang diwajibkan kepada para pemohon
"Kamu harus melakukan tes psikologi jika gagal dalam salah satu ujian sebanyak 3 kali," ujar Eggimann saat dihubungi kumparan, Selasa (19/6)
3. Belgia
Seperti halnya di Swiss, di Belgia juga tak ada prosedur yang mengharuskan pemohon mengikuti tes psikologi saat membuat SIM. Di sana hanya ada ujian tertulis dan praktik, tidak lebih.
Kepada kumparan, seorang warga Belgia Marlies Vervloet menjelaskan, pemohon yang ingin mendapatkan SIM harus lulus ujian teori terlebih dahulu. Namun jika pemohon gagal, mereka akan diwajibkan untuk mengambil kursus dan berlatih dengan mentor.
ADVERTISEMENT
"Siapapun yang memiliki SIM selama lebih dari 8 tahun dan mengambil kursus singkat dapat menjadi mentor. Kamu dapat memiliki satu atau dua mentor. Biasanya orang tua berfungsi sebagai mentor di sini," ujar Varvolet, Selasa (19/6),
Marlies Vervloet, warga Belgia. (Foto: Facebook/Marlies Vervloet)
zoom-in-whitePerbesar
Marlies Vervloet, warga Belgia. (Foto: Facebook/Marlies Vervloet)
Saat disinggung mengenai keberadaan tes psikologi, Varvolet menyatakan hal itu tak ada pada saat pembuatan SIM. Kendati demikian, lanjut dia, dalam beberapa kasus tertentu tes tersebut wajib jika pemohon memiliki jejak rekam berkendara yang tidak baik.
"Kamu bisa saja disuruh menyelesaikan tes psikologi jika kamu pernah melakukan pelanggaran lalu lintas yang serius," imbuh dia.
4. Prancis
Sebagai pusat mode dunia, Prancis memberlakukan tes psikologi hanya untuk supir yang yang membawa kendaraan publik. Mulai dari taksi, bus sekolah, ambulans, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Namun, tes psikologi itu pun tidak dilaksanakan di otoritas tempat pembuat SIM. Pemohon dapat melampirkan surat keterangan hasil penilaian psikologi dari lembaga yang berwenang dan membawanya saat ingin membuat SIM.
Salju di Menara Eiffel (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Salju di Menara Eiffel (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Lalu bagaimana dengan kendaraan pribadi? Menurut buku panduan berkendara di Uni Eropa, tak ada aturan yang mewajibkan pemohon di Prancis untuk mengikuti tes psikologi. Hal itu pun dibenarkan warga Prancis, Combes Sandrine
“Tidak ada tes psikologi di Prancis, tapi kamu harus lulus ujian teori yang spesifik disertai dengan simulasi situasi berkendara yang berbeda. Kamu tentu harus memiliki jawaban yang tepat atas simulasi tersebut,” ujar Sandrine
5. Pakistan
Di Pakistan, Posedur soal tes psikologi saat pembuatan SIM pun tidak ada sama sekali. Dilansir Refworld, disebutkan bahwa para pemohon yang mengajukan SIM hanya perlu mengikutu ujian tertulis dan praktik. Ditambah dengan laporan medis mengenai kesehatan mata, pendengaran dan tekanan darah.
ADVERTISEMENT
Menurut seorang warga Pakistan, Abeer Fatima juga menegaskan tak ada tes psikologi saat membuat SIM di negaranya.
Abeer, warga Pakistan. (Foto: Facebook/Abeer Fatima)
zoom-in-whitePerbesar
Abeer, warga Pakistan. (Foto: Facebook/Abeer Fatima)
"Membuat SIM di Pakistan itu cukup sederhana, kita hanya butuh mengikuti ujian tertulis dan menampilkan kemampuan berkendara kita. Tak ada tes psikologi sama sekali," ujar Fatima kepada kumparan, Selasa (19/6).
"Bagi yang tidak dapat menyelesaikan ujian, tidak akan dapat SIM," imbuhnya.
6. Malaysia
Sebagai negara serumpun, Malaysia rupanya tak memiliki aturan mengenai tes psikologi saat pembuatan SIM. Para pemohon SIM hanya akan diminta mengikutu ujian praktik dan tertulis. Dalam pembuatan sim tersebut, pemohon mula-mula akan diminta untuk mengikuti ujian rambu lalu lintas. Ujian itu sendiri dilakukan dalam bahasa Inggris atau Bahasa Malaysia.
Transportasi Kuala Lumpur Malaysia (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Transportasi Kuala Lumpur Malaysia (Foto: Wikimedia Commons)
Dilansir Smartexpat, pemohon SIM juga kemudian diwajibkan untuk mengikutu kursus teori selama enam jam. Kursus itu mencakup informasi tentang cara menjaga mobil agar selalu prima. Usai hal itu dilakukan, pemohon akan diberikan SIM Percobaan. SIM itu akan digunakan pemohon untuk mengikuti kursus mengemudi.
ADVERTISEMENT
Nantinya, jika sudah siap untuk mengemudi di jalan, para pemohon akan mengikuti ujian praktik percobaan. Kalau lulus, para pemohon akan lanjut ke ujian praktik yang sesugguhnya. Ujian praktik itu diselenggarakan negara melalui Jabatan Pengangkutan Jalan Malaysia.