Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sunyi seperti kota mati. Mungkin itu kondisi yang tepat untuk menggambarkan kebun binatang Medan atau Medan Zoo saat ini.
ADVERTISEMENT
Tak ada hiruk pikuk keriuhan pengunjung, tak terdengar riuh tawa anak-anak seperti tempat wisata pada umumnya.
kumparan mendatangi Medan Zoo pukul 10.00 WIB, Selasa (9/1). Begitu tiba loket tiket, tak terlihat satu pun pengunjung yang mengantre. Tak cuma pengunjung yang 'hilang', penjaga tiket pun tak ada.
Kondisi depan gedung tiket tampak usang. Cat dinding mengelupas tak terawat.
Di sisi kanan loket tiket, terpampang plang bertuliskan ‘Pemerintah Kota Medan. Dinas Pertamanan Kota Medan Hutan Kota Kota Kebun Binatang Medan’. Lagi-lagi, plang itu tak terawat dan sudah berlumut.
Di tengah kondisi loket yang tak berpenjaga itu, tiba-tiba seorang pria berbaju putih muncul dan bertanya maksud kedatangan kumparan.
Ternyata dia adalah Pernius Harefa. Manager Medan Zoo yang kini menyambi sebagai petugas penjaga loket tiket.
ADVERTISEMENT
Tiket Medan Zoo dibanderol dengan harga Rp 15 ribu rupiah untuk weekdays dan Rp 20 ribu untuk weekend.
Setelah membeli tiket, kumparan masuk ke area Medan Zoo. Kondisinya masih sama saat kunjungan kumparan pada November 2023 lalu. Kala itu salah satu harimau sumatera bernama Erha mati.
Rumput-rumput di kanan kiri jalan sudah tinggi dan berantakan. Pohon-pohon juga terlihat tak terawat. Sesekali tercium bau menyengat dari kandang-kandang yang ala kadarnya itu.
Jalanan menuju kandang harimau pun sama, becek dan berlubang. Perjalanan terasa begitu sepi, sepanjang mata memandang hanya terlihat sekitar delapan pengunjung dewasa yang lalu lalang.
Sebelum sampai di kandang harimau, terlihat kandang burung yang dinamai ‘Love Bird atau Burung Cinta’.
ADVERTISEMENT
Namun, lagi-lagi kandang burung ini pun tak terawat dan bau langsung menyengat hidung. Papan informasi burung tak tertempel baik dan terkoyak.
Makanan burung yang disediakan hanya 2 tongkol jagung saja. Kandangnya juga berlumut dan kotor tak terurus.
Di kandang burung lainnya yang tak diberi penanda juga memprihatinkan. Selain usang, kandangnya juga sudah tampak ditumbuhi rumput liar yang menjalar.
Begitu sampai di kandang harimau, kondisi lebih memprihatinkan lagi. Kondisinya tak terawat, tembok terlihat usang, pagar pembatas antara kandang dan pengunjung berkarat, dan papan imbauan untuk pengunjung bahkan ada yang rusak hingga tak bisa terbaca.
Ada 8 kandang di harimau di sana. Setiap kandang terbagi menjadi dua ruang dan disekat untuk tidur serta aktivitas.
ADVERTISEMENT
Kondisi kandang tempat tidur harimau gelap dengan luas sekitar 2 x 2 meter saja. Sedangkan, kandang untuk aktivitasnya cukup luas, sekitar 10 x 30 meter.
Ada 2 harimau yang tampak keluar dari kandang gelap itu. Namun terlihat lesu dan lunglai tak gagah seperti harimau pada umumnya. Langkahnya gontai.
Di kandang lainnya, ada harimau yang sedang tertidur sambil berjemur. Sedangkan yang satu lagi mondar-mandir di dekat kandang tidurnya. Napasnya tampak terengah-engah.
Dan lagi-lagi, tak terlihat satu pun pengunjung di area kandang harimau ini.
Medan Zoo, sepi, sunyi serasa kota mati.