Melihat Tanaman Erick Thohir: Janda Bolong, dari yang Murah sampai yang Termahal

8 Februari 2021 12:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Tanaman Hias Janda Bolong Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tanaman Hias Janda Bolong Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menunjukkan koleksi tanaman hias Janda Bolong miliknya di akun instagram pribadi untuk mendorong kewirausahaan termasuk di bisnis tanaman hias. Namun ternyata tanaman itu malah ditawar oleh netizen.
ADVERTISEMENT
Seorang pebisnis tanaman hias, Darti NMH, mengatakan tanaman hias yang ditunjukkan Erick Thohir di instagramnya merupakan jenis Janda Bolong harganya berkisar Rp 135 ribu-Rp 300 ribu.
Dia menambahkan, Janda Bolong banyak jenisnya. Yang paling mahal itu variegata, bisa Rp 35 juta per helai daun.
Sementara yang ditunjukkan Erick Thohir di foto kedua dan ketiga pada akun instagramnya, menurut Darti merupakan jenis yang sama. Yakni Raphidophora Tetrasperma atau Monstera Mini. Harga tanaman hias jenis ini berkisar Rp 450 ribu per 3 helai daun.
Tanaman hias Monstera atau Janda Bolong memang tengah populer di masa pandemi ini. Banyak orang yang mulai hobi bercocok tanam untuk menghabiskan waktu selama berada di rumah saja. Salah satunya dengan mengoleksi tanaman janda bolong.
ADVERTISEMENT
Janda Bolong berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di luar negeri, tanaman ini kerap disebut sebagai The Swiss Cheese karena bentuk daunnya yang mirip seperti keju Swiss
Di Indonesia disebut Janda Bolong karena tanaman ini punya corak unik atau variegata (var) keunikan pada daunnya yakni lubang-lubang yang terbentuk alami. Corak alami itu tidak sembarangan muncul disetiap tanaman janda bolong.
Monstera atau janda bolong. Foto: Pixabay/justynafaliszek
Eksotisnya tanaman janda bolong dan keunikan bentuk daunnya yang bolong, menjadi alasan masyarakat untuk membeli. Tak hanya indah di tempatkan di taman terbuka, janda bolong juga sangat cocok dijadikan tanaman dalam ruangan. Keunikan ini yang membuat harga Janda Bolong melambung tinggi. Harganya mulai dari puluhan ribu hingga puluhan juga per daunnya.
ADVERTISEMENT
Dodik Bungur, pemilik Nursery Eksotik di Surabaya bercerita kepada BASRA, partner 1001 media kumparan. Dodik mengatakan permintaan pasar yang meningkat di masa pandemi, membuat harga Monstera kian melambung tinggi, berkisar antara puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
Ini tergantung jenis dan bentuknya. Misalnya untuk harga Monstera Deliciosa, dalam pot ukuran kecil harganya dibanderol Rp 85 ribu. Ciri tanaman ini memiliki daun besar dan lubang-lubang di sekitar tulang daun.
Philodendron Monstera Deliciosa Foto: Shutterstock
Ada pula salah satu Monstera yang harga jualnya dihitung per helai daunnya. Di Surabaya harga jual Janda Bolong berkisar mulai Rp 85 ribu hingga Rp 15 juta per daun.
"Monstera Obliqua misalnya. Harganya mencapai Rp 15 juta per helai daunnya. Obliqua ini lubang-lubangnya lebih besar atau memenuhi hampir 90 persen dari daunnya. Jenis ini tergolong langka di pasaran, makanya harganya mahal," jelas Dodik.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu Pengusaha Tanaman Hias, Dwi Atikasari. Dia sempat mengaku heran usahanya menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan di tengah kondisi krisis.
Prediksi awal sih kayaknya pandemi orang-orang enggak cari tanaman ya. Eh ternyata (permintaan) itu malah melonjak tinggi banget malah enggak bisa dibayangkan mungkin orang susah nyari kerja, tapi ternyata orang-orang mencari monstera ,” ujarnya kepada kumparan, Minggu (4/10).
Atika membanderol harga tanaman monstera sekitar Rp 3,5 juta sampai Rp 50 juta per tanaman. Harga tanaman tergantung jenisnya. Adapun Monstera Deliciosa Variegata menjadi jenis yang paling dicari masyarakat.
Monstera Deliciosa Variegata memiliki ciri khas warna putih di belahan daunnya. Kolaborasi corak warna hijau dan belahan putih di sebagian daunnya menjadi tanaman ini begitu cantik.
Pedagang Tanaman Hias. Foto: Syaiful Arief/Antara Foto
Karena mahalnya harga Janda Bolong ini akhrinya membuat sebagain orang melakukan aksi nekat pencurian. Seperti yang dilakukan dua pria di Malang, mereka ditangkap Unit Reskrim Polsek Karangploso, Polres Malang karena mencuri Janda Bolong senilai Rp 120 juta.
ADVERTISEMENT
Keduanya beraksi di rumah bos tanaman hias bernama Aldi Irawan, warga Desa Tawangargo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang. Akibat ulah kedua pelaku, Aldi merugi hingga Rp 120 juta.
"Kedua tersangka mencabuti tanaman-tanaman hias milik korban lalu memasukkannya ke dalam karung dan kabur," kata Kapolsek Karangploso, AKP Bambang Sidik Achmadi, Senin (7/12/2020).
Soal fenomena Janda Bolong ini, pakar manajemen sekaligus KPS Magister Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga Surabaya Dr. Gancar C. Premananto, mengingatkan masyarakat tetap waspada akan fenomena gelembung ekonomi atau bubble economy di tengah melambungnya harga Janda Bolong.
"Bubble economy merupakan aktivitas bisnis yang melambungkan harga suatu produk jauh melampaui nilai intrinsik atau nilai sebenarnya. Seperti halnya gelembung sabun yang tampak indah, namun ketika meletus kita tidak mendapat apa pun," jelasnya kepada Basra, Senin (12/10).
Pekerja merawat Monstera adansonii Variegata atau Janda Bolong di areal tanaman hias Desa Blang Weu, Kuta Makmur, Aceh Utara, Aceh, Jumat (9/10). Foto: Rahmad/ANTARA FOTO
Fenomena bubble economy di Indonesia pernah terjadi ketika sedang tren tanaman anthurium atau gelombang cinta, hingga batu akik. Belajar dari fenomena bubble economy yang pernah ada di Indonesia, Gancar menilai jika tren tanaman hias seperti halnya Janda Bolong tak akan bertahan lama. Dia menyarankan kepada masyarakat agar mengoleksi tanaman hias perlu dilakukan dengan bijak.
ADVERTISEMENT