Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Melonjak 116%, RI Impor Sapi Bakalan Rp 1 Triliun dalam Sebulan
16 September 2017 18:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Nilai impor sapi bakalan yang dilakukan pemerintah Indonesia pada bulan Agustus 2017 lalu naik sebesar 116,05%. Pada bulan lalu, binatang hidup yang diimpor pemerintah hanya sapi bakalan dari Australia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah Indonesia di Agustus 2017 mengimpor 26,32 juta kilogram (kg) sapi bakalan dari Australia dengan nilai 82,1 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,091 triliun (kurs Rp 13.300). Sedangkan bulan Juli 2017, sapi bakalan yang diimpor sebesar 11,88 juta kg dengan nilai 38 juta dolar AS atau sekitar Rp 505 miliar.
"Kenaikan itu berkaitan dengan Idul Adha karena puluhan ribu sapi yang dipotong, sehingga perlu tambahan stok," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (16/9).
Selain berkaitan dengan momen Idul Adha, menurut Sasmito, jumlah sapi bakalan yang diimpor tersebut juga untuk digemukkan di Indonesia selama beberapa bulan ke depan. Hal tersebut juga terjadi di bulan-bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Tujuannya untuk jaga stok tetap tersedia hingga akhir tahun. Detailnya mohon tanya ke kementerian," jelasnya.
Kepala Subdit Statistik Impor BPS, Rina Dwi Sulastri menambahkan, selain dari Australia, biasanya Indonesia mengimpor sapi bakalan dari Singapura. Hanya saja selama 2 bulan terakhir tak dilakukan.
"Impor dari Singapura di awal tahun saja, jumlahnya juga kecil. Pembelian sapi bakalan dari Singapura dari Januari sampai Agustus 2017 hanya 4 kg dengan nilai 113 dolar AS saja," paparnya.
Dia menambahkan, sepanjang Januari sampai Agustus 2017, pemerintah mengimpor 109,52 juta kg sapi bakalan dengan nilai 343,93 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,574 triliun .
Reporter: Muchammad Resya Firmansyah