Membandingkan Staf Khusus Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin

26 November 2019 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) dan Jusuf Kalla saat menghadiri acara penyerahan memori jabatan Wakil Presiden di Istana Wakil Presiden, Jakarta.  Foto: ANTARAFOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) dan Jusuf Kalla saat menghadiri acara penyerahan memori jabatan Wakil Presiden di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Foto: ANTARAFOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah menunjuk 8 orang yang akan membantunya sebagai staf khusus. Penunjukan 8 orang tersebut juga telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo yang telah menerbitkan surat keputusan.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang menjadi sorotan dari penunjukan staf khusus Ma'ruf adalah karena lebih dari setengah stafsus itu merupakan kader NU. Ma'ruf sebelum menjadi Wapres merupakan Rais Aam PBNU. Kini, ia juga masih menjabat sebagai Ketum MUI.
Juru bicara wapres, Masduki Baidlowi, mengungkapkan latar belakang staf khusus Ma'ruf yang sebagian besar merupakan kader NU hanya satu dari sekian pertimbangan.
"Saya kira kalau dari latar belakang ormas Islam itu hanya satu. Kalau semata-mata dia mempunyai latar belakang ormas Islam saja, saya kira tidak akan diterima oleh wapres. Tapi yang harus dihitung yang lain. Keprofesionalannya itu dihitung dari background yang lain," kata Masduki di Kantor Wapres, Jakarta Pusat, Senin (25/11).
Sementara itu, Ketua GP Anshor Yaqut Cholil Qoumas, menilai wajar jika Ma'ruf memilih kader NU sebagai staf khususnya. Sebab, sebagai staf khusus, diperlukan sebuah kedekatan dan kenyamanan dengan Ma'ruf.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kiri) bersama Jusuf Kalla menghadiri acara penyerahan memori jabatan Wakil Presiden di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Foto: ANTARAFOTO/Galih Pradipta
"Sah saja saya kira dan Pak Ma'ruf ini kan juga mustasyar PBNU. Sebelumnya Rais Aam PBNU, kalau kemudian beliau mengambil stafsus yang memiliki latar belakang NU ya saya kira wajar-wajar saja," kata Yaqut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/11).
ADVERTISEMENT
"Karena stafsus kan itu nempel ya. Itu dia day to day nempel dan dia tentu Pak Ma'ruf mencari yang paling nyaman buat beliau. Memberi masukan, diskusi dan seterusnya," ujar Yaqut.
Sebenarnya, pemilihan stafsus wapres yang merupakan orang dekat bukan pertama kali terjadi. Saat Jusuf Kalla menjadi Wapres pada 2019-2024 lalu, ia memiliki staf yang disebut staf ahli, bukan staf khusus.
Orang-orang yang menjadi Staf Ahli Wapres Jusuf Kalla merupakan orang dekatnya sejak lama. Ada yang sudah sekat sejak ia menjadi pengusaha seperti Sofjan Wanandi. Ada pula yang ikut membantu Jusuf Kalla dalam pemenangan di Pilpres 2019-2024 seperti Iskandar Mandji. Ada pula nama Alwi Hamu yang merupakan orang dekat Jusuf Kalla sejak kuliah.
ADVERTISEMENT
Berikut nama-nama staf khusus Jusuf Kalla selama periode 2014-2019:
1. Sofjan Wanandi
Jusuf Kalla (kanan) bersama Sofjan Wanandi (kiri) menyaksikan siaran langsung Debat Kedua Pilpres 2019 di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Jusuf Kalla menunjuk Sofjan Wanandi sebagai Ketua Tim Ahli Wapres saat ia menjabat sebagai wakil presiden periode 2014-2019. Kedekatan keduanya telah terjalin sejak lama. Apalagi keduanya merupakan pengusaha.
Selain itu, Sofjan juga memiliki peran yang besar dalam karier politik Jusuf Kalla, khususnya di pemerintahan. Sofjan merupakan tokoh yang 'menjodohkan' SBY-Jusuf Kalla di Pilpres 2004.
Di Pilpres 2014, Sofjan aktif menggalang dukungan suara dari kalangan pengusaha. Ia yang sempat menjadi Ketua Apindo juga menggalang dukungan dari organisasi tersebut bagi Jokowi-Jusuf Kalla.
2. Iskandar Mandji
Iskandar Mandji. Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
Iskandar Mandji merupakan salah satu Staf Ahli Wapres di era JK periode 2014-2019. Iskandar merupakan kader Partai Golkar yang pernah duduk sebagai anggota DPRD Kota Makassar, DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, hingga anggota DPR RI.
ADVERTISEMENT
Kedekatan Iskandar Mandji dengan Jusuf Kalla telah terjalin sejak lama. Apalagi almarhum ayah Iskandar Mandji, AR Mandji, merupakan sahabat sekaligus mentor politik Jusuf Kalla.
Iskandar Mandji juga dikenal sebagai salah satu loyalis Jusuf Kalla. Pada Pilpres 2009, ketika Jusuf Kalla berpasangan dengan Wiranto, Iskandar Mandji dan sejumlah rekannya membentuk Tim Garuda yang merupakan bagian dari tim pemenangan resmi.
Tim Garuda kemudian bertransformasi menjadi Jenggala Center untuk mendukung Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2019. Jenggala Center kemudian menjadi tim relawan pemenangan di 2014 dan 2019.
3. Husain Abdullah
Husain Abdullah, Jubir Jusuf Kalla Foto: Instagram/@husainabdullah1
Dalam jajaran staf khusus Jusuf Kalla, Husain Abdullah --atau yang akrab disapa Uceng-- didapuk sebagai juru bicara wapres. Kedekatan Uceng dan Jusuf Kalla telah terjalin sejak Uceng masih bekerja sebagai jurnalis.
ADVERTISEMENT
Sebagai jurnalis, Uceng kerap meliput konflik Poso dan Ambon. Kedua konflik itu didamaikan oleh Jusuf Kalla.
Kedekatan Uceng dan Jusuf Kalla semakin terjalin ketika ia meminta Uceng menjadi media officer tim pemenangannya di Pilpres 2009.
4. Alwi Hamu
Alwi Hamu di Seminar GINDO, Makassar Foto: Nabilla Fatiara/kumparan
Alwi Hamu merupakan staf khusus bidang umum wapres. Alwi juga dikenal sebagai salah satu orang dekat Jusuf Kalla. Bahkan keduanya telah saling mengenal sejak masih kuliah di Makassar.
Keduanya aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kemudian, mereka bergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 1966. Jusuf Kalla sebagai ketua dan Alwi sebagai sekretaris.
Alwi juga dikenal sebagai Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers (SPS) dan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
5. Wijayanto Samirin
ADVERTISEMENT
Wijayanto Samirin merupakan staf khusus bidang ekonomi dan keuangan. Sebelum ditunjuk menjadi staf khusus, Wijayanto dikenal sebagai akademisi.
Sebelum ditunjuk menjadi staf khusus, Wijayanto merupakan Deputi Rektor Universitas Paramadina.
Berikut nama-nama staf khusus Ma'ruf Amin:
1. Mohamad Nasir
Mantan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir Foto: ANTARA FOTO/ Kahfie kamaru
Mohamad Nasir sebelumnya dikenal sebagai Menristekdikti periode 2014-2019. Kini, ia ditunjuk Ma'ruf sebagai staf khusus bidang reformasi dan birokrasi.
Nasir sudah sejak lama aktif di NU. Pada 1998-2004 ia merupakan anggota Lembaga NU Jateng. Selain itu, ia juga menjadi bagian Lembaga Maarif NU Jawa Tengah. Nasir juga pernah menjadi Penasihat Ikatan Sarjana NU Jawa Tengah. Saat Ma'ruf menjadi Rais Aam, Nasir juga menjadi pengurus di Lembaga Tinggi PBNU.
2. Satya Arinanto
Guru Besar Fakultas Hukum UI, Satya Arinanto Foto: Adhim Mugni/kumparan
Di bidang hukum, Ma'ruf menunjuk Satya Arinanto sebagai staf khusus. Satya merupakan staf khusus bidang hukum sejak zaman Jusuf Kalla, dan Ma'ruf kembali mempercayakan jabatan tersebut kepada Satya.
ADVERTISEMENT
3. Sukriansyah S Latief
Sementara di bidang infrastruktur dan investasi, Ma'ruf menunjuk Sukriansyah S Latief sebagai staf khusus. Sebelumnya, dia juga pernah menjadi staf khusus di Kementerian Pertanian.
Selain itu, Sukriansyah juga dikenal sebagai Ketua AJI Makassar pertama dan Presidium AJI Pusat.
4. Lukmanul Hakim
Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Dalam bidang ekonomi, Ma'ruf menunjuk Lukmanul Hakim sebagai staf khusus. Lukmanul dikenal sebagai Ketua MUI bidang Ekonomi. Kader NU ini juga merupakan Direktur LPPOM MUI. Lukmanul lama bekerja sama dengan Ma'ruf di MUI.
5. Muhammad Imam Aziz
Di bidang penanggulangan kemiskinan dan otonomi daerah, Ma'ruf menunjuk Muhammad Imam Aziz sebagai staf khusus. Imam Aziz selama ini dikenal sebagai aktivis yang bergerak pada pemberdayaan masyarakat dan isu-isu HAM. Imam juga pernah menjadi salah satu Ketua PBNU.
ADVERTISEMENT
6. Robikin Emhas
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU KH Robikin Emhas. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Untuk bidang politik dan hubungan antar lembaga, Ma'ruf menunjuk Robikin Emhas sebagai staf khusus. Robikin dikenal sebagai Ketua Harian PBNU.
7. Maskyuri Abdillah
Kemudian, Maskyuri Abdillah yang pernah menjadi Ketua PBNU selama 2006-2010. Maskyuri merupakan guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ditunjuk sebagai staf khusus wapres bidang hukum.
8. Masduki Baidlowi
Ketua Infokom MUI, Masduki Baidlowi di kantor pusat MUI, Selasa (15/10/2019). Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
Masduki ditunjuk sebagai staf khusus bidang informasi dan komunikasi. Sejak muda, Masduki aktif mengikuti berbagai kegiatan NU.
Masduki sempat menjadi Pimpinan Umum NU Online dan Wakil Sekjen PBNU periode 1999-2004.
Sebelum ditunjuk jadi stafsus dan jubir wapres, Masduki menjabat sebagai Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI.
ADVERTISEMENT