Memberikan Tempat Duduk untuk Penumpang Prioritas Enggak Susah Kok

24 November 2017 9:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kursi Prioritas di KRL  (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kursi Prioritas di KRL (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Kami imbau agar bagi para penumpamg untuk memberikan kursi prioritas kepada lanjut usia, ibu hamil, ibu membawa balita, serta penyandang disabilitas".
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang "anker" alias "anak kereta" pasti sering mendengar imbauan yang diberikan oleh masinis itu, bukan?
Imbauan ini selalu diberikan masinis sebelum kereta berjalan dari stasiun yang satu ke stasiun lainnya. Tujuannya tentu jelas, yaitu untuk meningkatkan kesadaran para penumpang akan adanya mereka yang memerlukan kursi prioritas. Bagaimana pun keadaannya, penumpang harus memberikan kursi prioritas kepada mereka yang masuk dalam kategori tersebut.
Namun sudahkah kursi prioritas diberikan kepada mereka yang menjadi haknya? Sayangnya, belum tentu demikian.
kumparan (kumparan.com) hari ini, Jumat (24/11), menaiki Commuter Line rute Bekasi - Jakarta Kota dan berada di gerbong 8. Meski waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB, kereta masih saja penuh. Antara penumpang satu dengan yang lain harus berdesak-desakan agar mendapat tempat di kereta.
ADVERTISEMENT
Dan seperti biasa, imbauan untuk memberikan tempat duduk prioritas kepada mereka yang telah dikategorikan, diberikan oleh masinis.
Berdasarkan pantauan kumparan, ada satu kursi prioritas yang memang diduduki oleh mereka yang berhak. Di sana ada seorang ibu membawa dua anak, yang satu masih berusia kira-kira 1 tahun dan yang satu kira-kira berusia 5-6 tahun.
Kursi Prioritas di KRL  (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kursi Prioritas di KRL (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Ketika ibu tersebut datang, penumpang yang berada di sekitar kursi prioritas langsung mempersilakan dia dan anaknya untuk duduk. Bahkan penumpang yang sudah terlebih dulu duduk di sana dengan spontan berdiri dan memberikan tempat duduknya.
"Terima kasih, ya," kata ibu tersebut sambil melepas senyum.
Pemandangan yang hampir sama juga terlihat di kursi prioritas di sisi lainnya. Di sana duduk seorang ibu muda yang sedang mengandung. Sementara dua lainnya adalah wanita yang kira-kira berusia sekitar 40-an hingga 50-an tahun.
ADVERTISEMENT
Di Stasiun Manggarai, kumparan kemudian berganti kereta dengan tujuan Bogor. Kebetulan kereta lumayan sepi, sehingga sebagian besar penumpang yang baru naik dari Stasiun Manggarai bisa mendapatkan tempat duduk.
Berdasarkan pantauan kumparan, beberapa penumpang yang mencari tempat duduk langsung mengarah ke kursi non prioritas. Beberapa dari mereka ada juga yang melirik ke arah kursi prioritas yang masih kosong, namun seperti mengurungkan niatnya untuk duduk di sana, mereka berjalan ke gerbong yang lain untuk mencari tempat duduk.
Kursi Prioritas di KRL  (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kursi Prioritas di KRL (Foto: Nadia Jovita Injilia Riso/kumparan)
Tidak lama kemudian, datang dua orang wanita muda yang tanpa pikir panjang langsung duduk di kursi prioritas yang kosong. Keduanya langsung mengeluarkan gawai seolah tak merasa bersalah karena duduk di kursi prioritas.
VP Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Eva Chairunisa, mengaku prihatin dengan 'pemandangan' itu. Eva telah berkali-kali mengimbau para penumpang KRL untuk lebih bersimpati terhadap penumpang yang benar-benar membutuhkan kursi prioritas.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat berharap kerja sama dari seluruh penumpang, meskipun sedang menggunakan kursi non prioritas atau kursi reguler agar tetap bersimpati memberikan tempat duduknya, bila ada penumpang lain yang lebih membutuhkan tempat duduk, seperti ibu hamil, ibu membawa anak, orang tua, orang sakit, dan kondisi khusus lainnya" ujarnya dalam keterangan tertulis kepada kumparan, Kamis (23/11) malam.
Jadi, memberikan tempat duduk untuk penumpang prioritas enggak susah, kan?