Menag Minta Tokoh Agama Dilibatkan Dalam Perencanaan Nasional

5 Desember 2024 19:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri sidang tanwir Muhammadiyah di Kupang, NTT, Kamis (5/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri sidang tanwir Muhammadiyah di Kupang, NTT, Kamis (5/12). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyoroti minimnya peran tokoh ulama dalam proses perencanaan kebijakan strategis negara.
ADVERTISEMENT
“Pembagian kavling antara ulama dan umara (pemerintah) ini harus sama-sama berfungsi dalam kehidupan berbangsa dan ber-Tanah Air kita,” kata Nasaruddin Umar saat memberikan pengarahan di Sidang Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (5/12).
Menurutnya untuk menciptakan sistem bernegara yang ideal, ulama harus dilibatkan juga dalam proses pembentukan kebijakan, bukan hanya dilibatkan untuk menyelesaikan masalah.
“Jangan sampai nanti tokoh agama kita, ulama kita itu lebih banyak dilibatkan untuk menyelesaikan akibat. Tapi tidak pernah diminta untuk merumuskan suatu sebab yang menyebabkan akibat itu muncul,” tuturnya.
Imam besar Masjid Istiqlal itu menyoroti kebiasan pemerintah yang hanya melibatkan ulama dalam isu-isu sosial saja seperti dampak pembangunan atau overpopulasi.
Padahal menurutnya, pandangan ulama juga dibutuhkan di sektor lain, seperti ekonomi dan strategi pembangunan nasional. Untuk itu ia pun meminta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mulai melibatkan tokoh agama.
ADVERTISEMENT
“Dan saya minta bahwa teman-teman di Bappenas, ketika merancang apapun yang kita akan rancang untuk Republik Indonesia, suara-suara tokoh-tokoh agama itu juga perlu kita dengar,” kata Nasaruddin.
“Jangan kita hanya melibatkan mereka pada sektor hilir, tapi tidak pernah kita ajak untuk berbicara di sektor hulu dan inilah salah satu sumber persoalan,” pungkasnya.