Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Menanti Pengganti Dahnil Anzar sebagai Ketum Pemuda Muhammadiyah
28 November 2018 6:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Hari terakhir Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah akan digelar pemilihan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah pada hari ini, Rabu (28/11) pagi sekitar pukul 09.00 WIB di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
ADVERTISEMENT
Keenam kandidat --dua di antaranya memilih untuk berkoalisi-- bersaing untuk menggantikan posisi Dahnil Anzar Simanjutak. Keenam calon tersebut yakni Ahmad Fanani, Ahmad Labib, Andi Fajar Asti, Faisal, Muhammad Sukron, dan Sunanto. Keenam calon ini sebelumnya menjabat sebagai ketua bidang dalam kepengurusan PP Pemuda Muhammadiyah .
Muhammad Sukron menyatakan mengalihkan dukungan kepada Sunanto, atau yang akrab disapa dengan Cak Nanto. Alasannya, mereka berdua merasa memiliki kesamaan visi dalam memajukan Pemuda Muhammadiyah ke depannya.
“Pertama pasti memiliki kesamaan. Yang kedua, Sukron itu junior saya masih panjang. Mendahulukan senior gitu kira-kira. Ketiga, kesamaan visi misi dan punya niat yang baik untuk kebersamaan ke depan,” kata Cak Nanto saat dihubungi, Selasa (27/11).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, calon lainnya yakni Ahmad Labib juga memutuskan berkoalisi dengan Andi Fajar Asti dan Faisal. Ditambah dengan Ahmad Fanani, kini terdapat tiga kekuatan yang akan bertarung untuk memperebutkan posisi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah .
Namun, proses pemilihan ini bukannya tanpa kontroversi. Di tengah-tengah proses pemilihan, muncul kasus yang melibatkan seorang calon. Sebut saja kasus dugaan penyelewengan dana Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Islam Indonesia 2017 yang menyeret nama Dahnil serta Fanani yang saat itu menjadi ketua panitia. Akan tetapi, keduanya tak mau ambil pusing dan yakin mereka tak bersalah dalam kasus penyelewenangan dana tersebut.
Selain itu, ada beberapa calon Ketum PP Pemuda Muhammadiyah yang diketahui berafiliasi dengan partai politik. Namun, hal itu tidak menjadi halangan tiap-tiap calon karena Muhammadiyah membebaskan kader-kadernya untuk menentukan pilihan politiknya masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Ada seperti Faisal itu akademisi, Sunanto itu aktivis, Ahmad Labib itu mungkin ada afiliasi ke politik, terus Fanani itu wiraswasta, Sukron ada afiliasi politiknya. Tapi yang jelas semua punya kredibilitas,” jelas Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah Irfannusir Rasman.
Terlepas dari afiliasi politik mereka, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif berpesan agar Pemuda Muhammadiyah lepas dari kepentingan politik praktis.
"Pemuda (Muhammadiyah) ini kan sudah dikenal selama ini sebagai pemuda sayap politik Muhammadiyah. Kalau bisa, menurut saya, stigma ini dibuanglah," kata Buya melalui video yang dibagikan aktivis Muhammadiyah, David Krisna, Selasa (27/11).
Begitu juga pesan dari Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas yang berharap keenam caketum tak melakukan politik uang demi mendapat jabatan. Jika terbukti dari 6 calon ada yang melakukan praktik politik uang, Busyro meminta kader Pemuda Muhammadiyah untuk menangkap orang tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tangkap, proses ditanya secara baik-baik kalau mereka ada duit dari mana? Harus ada tim yang mengusut, jangan sampai organisasi sipil seperti Pemuda Muhammadiyah dirusak. Itu penghinaan yang nyata-nyata,” ucap Busyro.
Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada Senin (26/11). Acara ini berlangsung hingga hari ini dengan agenda pemilihan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah.
Sebanyak 1.200 perwakilan dari Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) dan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) serta PP Muhammadiyah akan menggunakan hak suaranya. Hak suara bagi PDPM masing-masing 2 perwakilan, PWPM masing-masing 4 orang perwakilan dan terakhir anggota PP Muhammadiyah.