Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Mendagri: Negara Besar Tak Mau Pakai e-Voting karena Rawan Di-hack
5 April 2022 18:54 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian menyebut sistem e-voting belum akan dipakai dalam sistem pemilu nasional Indonesia. Sebab, Tito mengatakan banyak negara yang saat ini lebih memilih melakukan proses pemungutan suara secara manual.
ADVERTISEMENT
"E-voting untuk kepala desa iya. Tapi sekarang jumlahnya kecil tapi untuk tingkat nasional, saya mau belajar dari India yang melakukan e-voting tapi banyak negara-negara besar yang enggak mau melaksanakan e-voting lebih senang yang manual," kata Tito di Gedung DPR, Senayan, Selasa (5/4).
Tito menjelaskan e-voting rawan di-hack oleh pihak tertentu untuk mengubah data. Karena itu, banyak negara besar yang tak memakai sistem itu seperti Amerika.
"Kenapa? Karena e-voting rawan terjadinya hacking, diubah datanya. Karena semua digital, kan, datanya. Sehingga banyak juga yang mau manual ngitungnya. Jadi Amerika, kan, manual," tutur Tito.
Tito pun berpandangan saat ini penyelenggara pemilu juga lebuh menyukai menggunakan sistem manual karena semua tahapan dapat diawasi.
"Nah, sehingga kami melihat untuk saat ini temen KPU dan parpol lebih suka dengan manual karena dengan manual semua bisa diawasi setiap tahapan. Di mulai dari TPS di tingkat kecamatan, itu semua bisa diawasi angkanya itu bergeraknya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan e-voting, kata dia, memiliki sejumlah kelemahan yang merugikan yakni data yang mudah diubah dengan cara dihack.
"Kalau e-voting memang cepat tapi mereka teman-teman takut kalau nanti terjadi angka yang salah atau dihacking di-hijack sehingga akhirnya angkanya berubah. kira-kira begitu plus minusnya," tutupnya.