Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menembus Hutan Kerinci Demi Mengungkap Misteri Orang Pendek
24 April 2017 12:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Dally Sandradiputra, pria berusia 30-an tahun ini ke luar masuk hutan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Dally mencari jejak orang pendek, misteri yang tidak pernah terpecahkan dan menjadi legenda di kawasan Hutan Sumatera.
ADVERTISEMENT
Bisa berhari-hari Dally masuk hutan yang membentang di kawasan Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Dally, sudah sejak 2009 mencari keberadaan orang pendek.
"Awalnya pada 2006, ada peneliti datang dari Amerika, namanya Alex. Dia mencari orang pendek," kata Dally berbagi cerita dengan kumparan (kumparan.com), Senin (24/4).
Peneliti Amerika Serikat ini saat itu mampir ke Sungaipenuh, Jambi tempat tinggal Dally. Mulai dari sana, tumbuh rasa penasaran tentang orang pendek. Simpelnya begini, orang dari Amerika saja mau mencari orang pendek, karena Dally tak juga mencari.
"Sebenarnya kisah orang pendek ini sejak zaman kolonial sudah ada. Peneliti asing sejak 1915 sudah melakukan pelacakan," terang dia.
ADVERTISEMENT
Dally tak mau disebut peneliti orang pendek, karena dia tak punya basis keilmuwan. Dally yang lulusan sarjana pendidikan ini menyebut dirinya pencinta Cryptozoology, yakni pencari hewan-hewan tersembunyi.
"2009, saya masuk ke Gunung Tujuh, Hutan Kerinci. 10 Hari di sana, dan menemukan tapak kaki," terang Dally.
Selain tapak kaki, dua temannya dalam ekspedisi itu melihat penampakan seperti orang pendek. Makhluk itu berbulu dan bertinggi hanya 1 meter.
"Selama ini tentang orang pendek hanya menjadi folklor atau cerita masyarakat saja, menjadi legenda," tambah dia.
Sebenarnya sejak kecil dia sudah mendengar kisah orang pendek ini dari ayahnya. Bagi masyarakat di kawasan Hutan Kerinci, kisah orang pendek memang menjadi keseharian, tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
ADVERTISEMENT
Puluhan saksi mata sudah Dally wawancarai terkait orang pendek. Mereka mengatakan hanya melihat beberapa detik, lalu orang pendek itu menghilang. Para saksi umumnya kaget karena melihat, dan orang pendek berlalu pergi.
"Selama ini tidak pernah ada yang bisa berkomunikasi. Kalau katanya ada orang pintar, supranatural yang bisa komunikasi dengan orang pendek saya sih enggak percaya," beber dia.
Orang pendek tidak hanya menarik perhatian orang Indonesia, warga asing pun banyak yang ingin tahu. Dally mendapat banyak teman lewat facebook dengan orang-orang Amerika. Di negeri paman sam, apalagi ada cerita tentang Big Foot. Bedanya kalau Big Foot tinggi besar, kalau orang pendek ini berbulu tetapi pendek.
ADVERTISEMENT
"2011, saya menjelajah hutan lagi mencari orang pendek. Ada jejak juga yang ditemukan," beber dia.
Antara ada dan tiada, misteri orang pendek yang sudah berusia ratusan tahun selalu menarik diungkap. Peneliti dari berbagai bangsa, dari Amerika, Kanada, Inggris, dan lainnya masuk ke Kerinci dan hanya menemukan jejak, bukan wujudnya.
"Kamera trap juga sudah dipasang, tetapi tidak ada penampakannya," urai dia.
Orang pendek ini menurut Dally berbeda dengan suku mante di Aceh. Mante terlihat seperti manusia hanya tidak memakai pakaian, kalau orang pendek ini berbulu.
Taman Nasional Kerinci Seblat adalah taman nasional terbesar di Sumatera, Indonesia yang memiliki luas wilayah sebesar 13,750 km² dan membentang ke empat provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Hingga 2017 ini, sayangnya hanya jejak yang dia temukan. Dally akhirnya membuat buku mengenai orang pendek ini, yang juga akan dia terjemahkan dalam bahasa Inggris. Isi buku ini dilengkapi kesaksian dan juga foto-foto jejak orang pendek.
"Menurut cerita orang pendek ini berpindah-pindah tempat hidupnya. Mereka tidak mendiami satu tempat, mereka berkeliling kawasan hutan di Kerinci. Dan mereka menghindari manusia," lanjut dia.
Perburuan Dally tak akan pernah berhenti. Dia akan tetap masuk ke luar hutan di kawasan Kerinci.
"Ini juga bagian ikhtiar saya melindungi hutan. Ketika kami masuk ke luar hutan, para pelaku ilegal logging juga tentu akan menyingkir karena takut dilaporkan. Niat kami ini untuk kelestarian hutan," tutup dia.
ADVERTISEMENT