Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Menengok Masjid Pemuda Konsulat di Surabaya, 'Oase' Bagi Para Musafir
5 Maret 2025 12:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
Masjid Pemuda Konsulat di Jalan Kalikepiting No. 111, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, tak seperti masjid pada umumnya yang berkubah.
ADVERTISEMENT
Masjid ini bentuknya lebih mirip kantor karena memang bangunan ini sebelumnya adalah sebuah kantor konsulat Filipina. Karena itu, masjid ini dinamakan dengan Masjid Pemuda Konsulat.
Bagian depan masjid terdapat kanopi dan pintu berkaca. Di teras depan pintu, terlihat beberapa orang sedang bersantai hingga tidur. Tumpukan kardus minyak goreng serta beberapa karung beras pun tergeletak di teras masjid. Lalu, ada dispenser yang diletakkan di teras beserta gelasnya.
Di sebelah kiri depan, terdapat jalan menuju tempat wudu serta dua toilet dengan ukuran masing-masing kurang lebih 2x2 meter. Di dalam kamar mandi, tersedia sampo dan sabun cair.
Kemudian, di seberang masjid terdapat bangunan semi permanen dengan lebar kurang lebih 15 meter. Mulai dari sisi kiri terdapat bangunan toilet umum pria, kemudian sebelahnya terdapat lahan kosong yang diisi oleh bazar pakaian murah hingga mobil yang terparkir.
ADVERTISEMENT
Di sebelah lokasi bazar, ada bangunan dengan plang bertuliskan 'Posko Kebaikan Warung Makan Gratis' dan di ujung terdapat plang bertuliskan 'Rumah Dokter Gratis'.
Pintu masjid ini berada di samping. Begitu masuk ke dalam, dinginnya AC langsung terasa di kulit. Terlihat sejumlah jemaah sedang beristirahat, juga ada yang membaca Al-Quran.
Luas dalam masjid hanya 4x8 meter. Terdapat sekat juga untuk jemaah pria dan wanita.
Lalu, di belakang masjid terdapat kantor UPZ-BAZNAS. Dan paling ujung belakang ada dapur. Sejumlah santriwati pun sibuk memasak di dapur tersebut.
Relawan Masjid Pemuda Konsulat, Muhammad Mufrih Rizqullah (29 tahun mengatakan masjid berdiri sejak 2015. Namun berbagai kegiatan baru aktif di tahun 2018-2019.
Aktivitas sosial di masjid sempat berhenti hingga akhirnya dua pengasuh masjid berkolaborasi membuat program warung makan gratis di akhir tahun 2022.
ADVERTISEMENT
"Jadi namanya Masjid Pemuda Konsulat yang memang dulunya ini kantor konsulat Filipina. Akhirnya ketemu 2022 akhirnya namanya jadi Masjid Pemuda Konsulat," lanjutnya.
Oase Bagi Para Musafir
Mufrih menyampaikan, fasilitas-fasilitas yang disuguhkan di dalam masjid ini bisa dinikmati oleh semua orang secara cuma-cuma.
Masjid ini juga menyediakan matras untuk jemaah yang ingin sekadar tidur atau pun menginap. Selain itu, perlengkapan mandijuga disediakan.
"Toilet ini insyaAllah lengkap. Ada pasta giginya, sampo, handuk, sabun, semua peralatan mandi lengkap. Terus untuk fasilitas yang ingin bermalam di sini itu ada matras, bantal, selimut. Terus untuk para marbut relawan ini itu kalau mereka sudah punya minat serius untuk bantu masjid di sini ada laundry gratis untuk mereka," katanya.
ADVERTISEMENT
Masjid juga menyediakan kopi dan teh gratis. Juga ada minuman kemasan di kulkas yang bisa dinikmati secara gratis.
Fasilitas ini, kata Mufrih, bukan hanya bagi jemaah masjid. Masyarakat non-muslim juga bisa.
"Insya Allah itu buat siapa pun yang mau di sini. Kita nggak membeda-bedakan, kita nggak melihat mereka dari sukunya, kelasnya, agamanya. Di sini kalau yang mau menikmati fasilitas ya silakan. Makan gratis, tidur, toilet dan lain-lainnya semuanya itu boleh," ucapnya.
Pemuda asal Depok tersebut menjelaskan bahwa biaya operasional di masjid ini berasal dari sumbangan warga. Tidak hanya warga Surabaya, melainkan hingga dari luar Pulau Jawa banyak yang memberikan dukungan kepada masjid ini.
"Justru malah masyarakat sekitar penerima manfaat. Ada sih masyarakat sekitar yang bantuin tapi nggak banyak itungannya daripada yang datang dari luar kota atau luar pulau," ujarnya.
Relawan dari Berbagai Latar Belakang
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Total ada sekitar 30 relawan masjid yang membantu operasional sehari-hari.
Lalu, yang menjalankan operasional ini adalah para relawan yang saat ini berjumlah sekitar 30 orang.
Para relawan ini berasal dari para musafir yang pernah tinggal di masjid tersebut, kemudian diangkat menjadi Ahlus shuffah atau relawan masjid.
Awalnya mereka yang datang sebagai musafir akan diberi batas 3 hari untuk menginap di masjid. Setelah lewat 3 hari, bila ingin tetap tinggal maka statusnya akan berubah menjadi Ahlus shuffah.
"Ahlu shuffah itu mereka di masjid harus terlibat bantu-bantu masjid. Bantu bersih-bersih tadi dan lain-lain. Nanti misalnya mereka bisa ngelewatin lagi fase-fase itu tahapan-tahapan itu, baru mulai masuk ke relawan profesional. Kalau profesional itu ada amanah lagi yang baru lagi yang beda dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Jadi Masjid Pemuda itu lagi banyak dari musafir, jadi Ahlus shuffah, jadi relawan profesional, tahapannya seperti itu," imbuhnya.
Ia mengungkapkan bahwa kebanyakan relawan Masjid Pemuda Konsulat ini memiliki latar belakang yang mempunyai permasalahan sebelumnya. Kemudian, mereka berniat untuk memberikan kebaikan dalam hidupnya sebagai relawan di masjid itu.
"Kebanyakan musafir-musafir ini datang dengan masalahnya. Dia habis cerai, dia habis masalah dengan keluarga dengan anak dan lain-lain itu di sini ada. Bahkan sampai ada salah satu relawan profesional kita itu dia habis cerai bawa anak ke sini, anaknya terlibat di sini," ungkapnya.
Menurut Mufrih, masjid ini tempat untuk bersama-sama memperbaiki diri. Selagi ada niat sungguh-sungguh pasti akan disambut baik.
"Di sini juga bukan tempat kumpulnya orang-orang suci sebenarnya, tapi sama-sama pengin memperbaiki diri ya ayo. Selagi mereka sungguh-sungguh ada niatan perbaiki diri yaudah. Tapi kalau mereka tidak ada niatan perbaiki diri kita kasih kesempatan mereka untuk amal saleh di tempat lain," katanya.
ADVERTISEMENT