Mengapa Banyak Wanita Tertarik dengan Pria Berseragam?

11 Maret 2023 10:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Polri. Foto: Herwin Bahar/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Polri. Foto: Herwin Bahar/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fenomena ketertarikan pada pria berseragam sesuai dengan profesinya tentu bukan hal yang baru. Baik itu seragam TNI, Polisi, Pilot, PNS, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Di media sosial kerap berseliweran wanita yang secara terang-terangan mengakui kesenangan mereka dengan lelaki berseragam. Beberapa bahkan sampai memberikan tips dan saran untuk mendekati lelaki berseragam.
Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?
Menurut Drajat Tri Kartono sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) seragam yang dipakai oleh beberapa profesi ini melekat dengan makna simbol. Profesi yang ditunjukkan dari seragam ini masih dianggap dihormati dan dipercaya masyarakat Indonesia.
"Jadi menurut saya ini tidak sekadar urusan berseragam tetapi simbol seragam itu penting karena itulah yang kelihatan di permukaan. Nah cuma simbol itu kemudian mendorong orang atau menyebabkan orang melakukan konstruksi terhadap simbol seragam itu," ujar Drajat kepada kumparan, Rabu (8/3).
Ilustrasi Polri. Foto: Herwin Bahar/Shutterstock
"Orang-orang pegawai negeri apakah itu polisi, apakah itu tentara, apakah itu ASN yang lain ya pengadilan, kejaksaan, yang penting ASN itu masih pegawai negeri itu masih menjadi status yang dihormati dan dipercaya oleh masyarakat itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Drajat juga menjelaskan masyarakat punya keyakinan bahwa dengan menikah dengan pribadi berseragam akan memberikan kepastian hidup yang lebih baik. Mulai dari gaji tetap, dana pensiun, hingga fasilitas kesehatan.
Alasan lain menurut Drajat adalah seragam secara tidak langsung menunjukkan pola hidup pribadi yang mengenakkan. Normalnya seragam ini dianggap pola hidup seseorang rapi dan tertata.
"Berseragam itu mencerminkan pola hidup orang yang rapi, yang sopan, yang teratur, yang terdidik gitu ya. Bukan orang yang sembarangan yang pakaiannya, orangnya juga serampangan gitu, bicaranya juga serampangan gitu ya," ujarnya.
Seragam yang identik dengan kekuasaan juga jadi daya tarik pria berseragam. Ini jadi berbahaya karena kerap kali masyarakat hanya melihat penampilan luar saja, tidak mengenal pasangannya lebih dalam.
ADVERTISEMENT
"Orang-orang seperti ini punya power punya kuasa apalagi dia polisi, punya kuasa untuk mengatur ini ngatur itu gitu. Nah apa yang terjadi sesungguhnya adalah ada cara simbolik jadi manusia masyarakat kita masih lebih mementingkan simbolnya, kulitnya, permukaannya ketimbang isi sesungguhnya," tegas Drajat.
"Padahal harusnya bisa lebih cerdas untuk mengecilkan jarak antara simbol dan sesungguhnya. Dia harus telusur, betulkah dia polisi, kantornya di mana nomor keanggotaannya berapa. Sebelum betul betul mempercayai," tutupnya.
Penjelasan Psikolog Soal Alasan Wanita Tertarik dengan Pria Berseragam
Punya kriteria tertentu untuk dijadikan pasangan hidup dimiliki oleh hampir semua orang. Namun, punya calon suami/istri dengan pekerjaan yang spesifik apakah normal secara psikologis?
Aida Malikha psikolog dari Humanika Psychology Center menjelaskan bahwa punya kriteria yang terkerucut ini sebenarnya tidak masalah.
ADVERTISEMENT
Namun ia menegaskan ada banyak hal yang perlu diperhatikan saat hendak menikah, lebih dari sekadar penampilan fisik yang terlihat.
"Nggak masalah (punya kriteria) itu hak dia. Tapi dia harus memahami konsep menikah. Ini kan mau menikah bukan mau pacaran," ujar Aida kepada kumparan, Rabu (8/3).
"Apakah menikah itu hanya dengan cowok berseragam itu memadai, menikah itu untuk long run loh, untuk jangka panjang bukan untuk 1 tahun 2 tahun," tambahnya.
Kriteria ini muncul dari pengalaman dan pengetahuan setiap orang. Ini lah penjelasan Aida mengapa kriteria setiap orang bisa jadi berbeda dan tidak bisa disebut benar-salah karena muncul dari proses yang berbeda pula.
"Nah kenapa dia menetapkan (kriteria) itu, karena dia punya latar belakang. Apa latar belakangnya, anggapan masyarakat, lalu kemudian pengalaman dia secara personal, atau pengalaman orang lain yang sesuai referensi dia. Nah demikian juga kalau kita spesifik kenapa banyak orang yang tertarik dengan orang yang berseragam gitu," kelas Aida.
ADVERTISEMENT
Sayangnya ketika menerapkan kriteria yang begitu spesifik, seseorang jadi memiliki ekspektasi yang bila hal ini tidak tercapai maka akan memunculkan rasa kecewa.
Sederhananya Aida menggambarkan bukan hanya saat memiliki pasangan berseragam, saat seseorang punya kriteria punya calon suami harus anak jurusan teknik karena berpikir semua anak teknik akan punya banyak uang layaknya pengusaha minyak.
Namun kenyataannya tidak demikian, saat menjalani pernikahan orang tersebut akan menghadapi rasa kecewa.
"Gini ketika kita punya ekspektasi tertentu kita pasti punya harapan, iya kan kita punya pikiran.Nah ketika harapan itu tidak tercapai nah dia pasti akan kecewa dan kecewa pasti akan mempengaruhi kehidupan perkawinannya gitu loh. Ketika ternyata harapan itu tidak terpenuhi pada realitasnya," jelas Aida.
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan penampilan kecocokan kepribadian dan cara komunikasi dengan calon pasangan lebih perlu diperhatikan.
"Yang pertama adalah kecocokan kepribadiannya, ngobrolnya nyambung atau enggak. Memang kalau secara teori ya makin banyak kesamaan itu makin mudah adaptasinya," ujar Aida.
Perlu juga mengetahui latar belakang sosial ekonomi calon pasangan, pendidikan, adat dan suku, serta komitmen pasangan.